Mohon tunggu...
Irsyad Mohammad
Irsyad Mohammad Mohon Tunggu... Sejarawan - Pengurus PB HMI, Pengurus Pusat Komunitas Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), dan Alumni Ilmu Sejarah UI.

Seorang aktivis yang banyak meminati beragam bidang mulai dari politik, sejarah militer dan sejarah Islam hingga gerakan Islam. Aktif di PB HMI dan Komunitas SATUPENA. Seorang pembelajar bahasa dan sedang mencoba menjadi poliglot dengan mempelajari Bahasa Arab, Belanda, Spanyol, dan Esperanto.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aliansi Ayatullah & Kamerad: Kisah Persahabatan Iran & Korea Utara dalam Memperjuangkan Palestina

5 Maret 2024   16:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:59 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iran sendiri membuka hubungan diplomatik dengan Korea Utara hanya untuk menjaga perimbangan, sebab Iran sendiri berusaha berbaik-baik dengan Blok Timur meski Shah Reza Pahlevi sendiri adalah antek Barat. 

Mengapa demikian? Sebab Iran berbatasan langsung dengan Uni Soviet kala itu, salah-salah bisa terjadi invasi atau hal yang tidak diinginkan yang bisa merongrong kedaulatan Iran. Faktanya Iran di masa Shah Reza sangat dekat dengan Korea Selatan karena kepentingan yang sama dalam melawan Blok Komunis dan keduanya berada di Blok Barat. Segalanya berubah setelah Revolusi Islam Iran di mana kemudian Iran lebih dekat dengan Korea Utara.

Pemerintah Korea Utara melihat retorika Imam Khomeini yang anti-Barat dan anti-Amerika Serikat sebagai peluang besar bagi mereka untuk berhubungan lebih dekat. 

Posisi Korea Utara yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat membuat mereka terkucil, mereka hanya memiliki hubungan diplomatik erat dengan negara-negara komunis serta beberapa negara dunia ketiga. 

Melihat Iran putus hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat, Korea Utara melihat hal itu sebagai peluang. Terlebih terjadinya Perang Iran -- Irak di mana banyak negara Blok Timur bersimpati kepada Irak, karena Irak menganut ideologi ba'athisme atau sosialisme dengan cita rasa rasa Arab. 

Amerika Serikat dan bloknya sebelumnya tidak terlalu dekat dengan Irak, lebih dekat dengan Iran; namun segalanya berubah, bagi mereka Saddam Hussein yang sekuler jauh lebih baik bagi Imam Khomeini yang islamis. 

Amerika Serikat mendekati Saddam Hussein dan membantunya memberikan dana dan persenjataan yang ia butuhkan untuk melawan Iran, juga banyak negara-negara kerajaan di Jazirah Arab yang selama ini membenci ideologi ba'ath dan pan-arabisme serta nasionalisme Arab, tiba-tiba membantu dan mendanai Irak sebab mereka takut pengaruh Revolusi Islam Iran bisa sampai ke negeri mereka dan kerajaan mereka jatuh serta berubah jadi republik. 

Banyak negara Blok Timur yang cenderung menjaga hubungan baik dengan Saddam Hussein, apalagi selama ini Irak membeli senjata dari Uni Soviet. Irak menjadi satu-satunya negara yang berperang dengan menggunakan senjata buatan kedua blok yang sedang bermusuhan, blok Amerika Serikat dan blok Uni Soviet.

Iran diwarisi oleh banyak senjata canggih dari Amerika Serikat peninggalan rezim Shah. Namun untuk berperang dalam waktu lama, Iran butuh suku cadang untuk pesawat-pesawat tempur mereka. Juga butuh stok alutsistanya sendiri, memproduksi dalam waktu cepat bukan opsi yang memungkinkan mengingat Iran sedang berperang. 

Ideologi yang dianut Iran bukan saja tidak disukai Blok Barat, namun juga Blok Timur. Iran hanya memiliki sedikit opsi, negara Arab yang bersimpati dan membantu perjuangan Iran hanya Suriah dan Libya, keduanya digerakkan karena kebencian pribadi mereka kepada Saddam Hussein. Namun keduanya bukan negara produsen senjata, Iran butuh senjata dalam jumlah yang banyak. Suriah dan Libya tidak bisa memberikan dalam jumlah yang banyak.

Korea Utara mengirim misi perdagangan ke Iran dan menawarkan program bantuan persenjataan, serta menawarkan untuk mengirimkan tenaga ahli untuk membantu membangun sistem irigasi, pertambangan, penanaman padi, serta membangun industri alutsista. Iran tertarik dengan tawaran itu, terlebih Iran juga tertarik untuk membeli persenjataan Korea Utara sebab harganya pun cukup murah bila dibandingkan negara-negara maju lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun