Akhirnya rombongan pawai itu pun sampai ke Bandara Internasional Sunan Pyongyang. Di sana Ayatullah Ali Khamenei disambut karpet merah untuk melepas kepergiannya, diiringi dengan upacara militer. Kim Il-Sung pun akhirnya melepas sahabatnya itu dengan penuh suka cita, keduanya akhirnya menatap dengan tatapan yang demikian dalam.Â
Hubungan antara Iran dengan Korea Utara hingga hari ini masih berlangsung baik, bahkan keduanya masih bekerjasama dalam berbagai bidang terutama perdagangan, militer, dan nuklir. Keduanya pun masih bersama-sama dalam cita-cita perjuangan dalam melawan pengaruh Amerika Serikat.
Kala itu banyak sekali yang bertanya mengapa bisa terjadi kunjungan kepala pemerintahan sebuah negeri teokratis, datang ke sebuah negeri atheis? Apalagi kunjungan Presiden negara Islam disambut dengan gegap gempita serta penuh suka cita di negara komunis.Â
Berbagai fakta itu pastinya membuat banyak negara di dunia bertanya-tanya, mengapa aliansi kedua negara dengan ideologi yang bertentangan ini bisa terjadi? Bahkan yang paling mengernyitkan dahi, sembari geram dengan semua ini ialah Republik Korea (Korea Selatan).Â
Korea Selatan menurunkan hubungannya dengan Iran pada tahun 1981 karena aliansi terbukanya Iran dengan Korea Utara, dari hubungannya sebelumnya setingkat kedutaan hanya menjadi charge d'affaires.Â
Untuk menjawab pertanyaan besar tadi mengapa terjadi aliansi antara Iran dengan Korea Utara, kita harus membahas Revolusi Islam Iran 1979 dan Perang Iran -- Irak 1980 -- 1988.Â
Pemerintah revolusioner Iran mengubah kebijakan luar negeri Iran secara drastis, yang tadinya Iran adalah antek Barat kemudian menjadi tandingan negara-negara Barat.Â
Iran yang semula adalah boneka Amerika Serikat di bawah pemerintah Shah Mohammad Reza Pahlevi kemudian tidak punya hubungan diplomatik hingga sekarang, hubungan antara keduanya pun putus.Â
Korea Utara pun tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat karena campur tangan Amerika Serikat dalam membela Korea Selatan dalam Perang Korea (1950 -- 1953). Korea Utara sedari awal berdirinya berkomitmen dalam membela perjuangan kemerdekaan Palestina, bahkan Kim Il-Sung menyebut Israel adalah negara boneka dan kaki tangan imperialisme Amerika Serikat di Timur Tengah.Â
Korea Selatan yang merupakan rivalnya Korea Utara, malahan punya hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak punya hubungan diplomatik resmi dengan Palestina.Â
Sebelumnya Shah Reza Pahlevi sangat pro-Israel, bahkan tidak punya hubungan diplomatik dengan Palestina. Imam Khomeini mengutuk sikap Shah yang dianggap pro-zionis, lantas ketika Imam Khomeini berkuasa ia langsung memutus hubungan diplomatik dengan Israel dan bekas kantor Kedubes Israel langsung diberikan untuk menjadi Kedubes Palestina di Iran. Iran sudah membuka hubungan diplomatik dengan Korea Utara pada tahun 1973, hubungan antara keduanya hanya sekadarnya.Â