Mohon tunggu...
Irsan Husain
Irsan Husain Mohon Tunggu... -

Aktifis Serikat Pekerja Maritim Indonesia. Mendirikan LSM : Labour Education And Development Syndicate. Sekarang juga Sekejend Serikat Pekerja Angutan Pelabuhan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Toko Buku Usang di Depan Cafe

20 November 2009   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oh, ternyata dari tadi aku ngobrol dengan calon mertua, fikirku
Dia cium ayahnya. Pelukan kecil mampir ke tubuh besar sang ayah. Dia meminta maaf, keterlambatannya karena jadwal kuliahnya yang padat membuat ayahnya menunggu lama. Ayahnya meminta sang anak berkenalan dengan ku. Aku pun menyodorkan tangan dan menyebutkan nama. Silvi dia sebut namanya. Irsan jawabku .Waw, mimpi apa aku semalam, akhirnya aku tahu nama nya dan kupegang tangannya. Mirip Luna Maya he.he.he tapi lebih manisan Silvi.

Obrolan jadi panjang karena Silvi memesan kopi untuk dirinya dan sang ayah. Aku juga baru tahu, toko buku usang di seberang jalan itu ternyata kepunyaan sang bapak yang mengajarkan aku konsep cinta ini. mereka dari Itali. Hijrah ke Sydney dibawa oleh kakek buyut mereka. ”Keturunan penjahat donk” fikirku. Australia memang diperuntukkan tahanan eropa pada masa masa awalnya.

Tapi hebat. Mereka cepat belajar. Silvi nampak akrab dan hangat dengan sang Ayah. Sesekali rangkulan mesra mendarat ke tangan sang Ayah. Tatapan cinta yang dalam bisa aku rasakan diantara mereka berdua. Aku berharap ada transfer tatapan cinta dari Silvi. Sayangnya tak kunjung mendarat.

Luar biasa memang bapak ini mempraktekkan apa yang dia baca. Dia dicintai oleh banyak orang. Oleh anak-anak nya dimana arus moderenisasi di kota besar dunia ini masih bisa membagi kehangan cinta antara anak dan orang tua.

Sang bapak mengajarkan cinta dan konsepnya kepadaku. ” Berbagilah selagi bisa. Sebarkan cinta selagi kau muda, kepada keluarga, kepada teman, sahabat, dan kepada dunia. Walaupun kepada orang yang sedang duduk di warung kopi sekalipun. Kau tidak akan rugi dengan bericara kepada siapapun. Heal the world, make a better pleace for you and for me” kata Jacko.

Aku pamit pada mereka yang sedang memadu kasih sayang dari meja café itu. Diantara rinai hujan yang belum redah, ku langkahkan kaki menuju Lakemba apartemenku. Dengan masih terngiang setiap ucapan cinta sang Yahudi tadi dan terekam lekat di mataku manisnya senyuman anaknya Silvi. Nampaknya cinta memang harus aku sebarkan. Buat keluarga, teman-teman, sahabat dan kepada dunia.

Allah berpesan dalam surat Al-Ma’un. Janganlah kita menghardik anak yatim. Meminjam bahasa Emha Ainun Nadjib. Keyatiman yang dimaksud oleha Allah bukan kehilangan Ayah dan Ibu. Tapi keyatiman hati, keyatiman struktural. Negara ini banyak meyatimkan orang-orang. Meyatimkan rakyatnya. Kita meyatimkan teman-teman kita. Bahkan mungkin meyatimkan anak-anak kita sendir atau bisa saja kita meyatimkan orang tua kita. Meyatimkan, meninggalkan mereka dalam kesendirian. Tanpa sentuhan cinta.

Kereta ke Lakemba membuka pintunya, kutinggalkan Town Hall yang padat. Melewati Operah House, masuk lagi ke bawah tanah melaju kencang meninggalkan ceritaku dengan lelaki Itali dan Silvi. Ku ambil handphone ku, pasang earaphone kudengar lagu Love If My Life from Queen Aku ingin mejadi orang baru dalam hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun