Mohon tunggu...
Irsam MuhammadFadhilah
Irsam MuhammadFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Saya menyukai konten terkait sains yang up to date

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fenomena Global Boiling Terus Berlanjut

12 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beberapa wilayah di dunia terkenal dengan suhu ekstremnya, seperti:

  • Death Valley, California, AS: Pada Juli 2023, stasiun cuaca Badwater Basin mencatat suhu malam hari tertinggi di dunia yaitu 48,9 derajat Celcius.exclamation
  • Wadi Halfa, Sudan: Terletak di dekat Gurun Sahara, Wadi Halfa sering mencapai suhu 50 derajat Celcius lebih.
  • Chauk, Myanmar: Pada April 2024, Chauk mencatat suhu 48,2 derajat Celcius, rekor tertinggi di negara itu.

Masih ada waktu untuk menghindari konsekuensi terburuk dari pemanasan global

Terlepas dari data yang ada, masih ada ruang untuk optimisme. Guterres menyatakan bahwa kita masih mungkin untuk mencapai target membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini, sehingga dapat menghindari kemungkinan terburuk dari pemanasan global. Namun, hal ini hanya akan tercapai jika kita mulai bekerja dengan segera dan dengan tekad yang kuat.

Beliau mengakui bahwa telah ada kemajuan dalam peluncuran energi terbarukan dan di bidang-bidang lainnya. Namun, ia menekankan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai dekarbonisasi ekonomi dan netralitas karbon, sebuah tujuan yang telah menjadi komitmen sebagian besar negara pada tahun 2050.

Sekretaris Jenderal juga meminta agar langkah-langkah adaptasi dan perlindungan populasi diambil sehubungan dengan panas yang memanggang, banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran. Dalam hal ini, peran infrastruktur yang tangguh dan regeneratif akan memiliki peran penting dalam desain dan pengembangan kota yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim, seperti yang kami jelaskan di sini.

Kita patut disalahkan atas pemanasan global, tetapi kita juga dapat menghentikannya


"Bagi para ilmuwan, sudah jelas: manusia adalah penyebabnya. Udara sudah tidak bisa dihirup, panasnya sudah tidak tertahankan, dan tingkat keuntungan bahan bakar fosil serta kelambanan iklim sudah tidak bisa diterima,” tegas Guterres.


IPCC telah mengumumkan hal ini beberapa tahun yang lalu: kita bertanggung jawab atas perubahan iklim. IPCC juga mengatakan bahwa kita bertanggung jawab untuk mengerem kenaikan suhu dan mengurangi dampak terburuknya.

Era pemanasan global bukanlah sebuah fase di mana kita harus beradaptasi, tetapi sebuah panggilan mendesak untuk bertindak. Umat manusia telah menjadi pemicu perubahan iklim dan dengan demikian memiliki cara untuk membalikkannya. Masih ada ruang untuk optimisme jika kita bertindak dengan segera dan dengan tekad yang kuat.

Seperti yang dikatakan Antonio Guterres dengan sangat baik: hal ini seharusnya tidak menghasilkan keputusasaan, tetapi tindakan. Inilah saatnya untuk mengubah panas yang membara menjadi ambisi yang membara dan mempercepat aksi iklim. Masa depan planet kita bergantung padanya.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun