Mohon tunggu...
Irsam MuhammadFadhilah
Irsam MuhammadFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Saya menyukai konten terkait sains yang up to date

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fenomena Global Boiling Terus Berlanjut

12 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:11 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Era pemanasan global telah berakhir. Era pendidihan global telah tiba." Demikian diumumkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres ketika dikonfirmasi bahwa Juli 2023 telah menjadi bulan terpanas dalam 120.000 tahun terakhir.

World Meteorological Organization (WMO) dan Program Pengamatan Bumi Copernicus dari Komisi Eropa mengonfirmasi bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat.

Menurut data kedua lembaga ini, bulan tersebut menghasilkan periode tiga minggu terpanas, tiga hari terpanas, dan suhu lautan tertinggi yang pernah didokumentasikan untuk periode sepanjang tahun ini.

Mendengar berita tentang data tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memberikan pidato yang tegas kepada pers di New York, di mana ia menyerukan aksi iklim segera dan menyebut situasi saat ini sebagai “global boiling era”.

Selain suhu yang tinggi, kita dapat melihat dampak pemanasan global dalam berita-berita selama beberapa bulan terakhir: kekeringan yang semakin parah, kebakaran hutan yang terjadi lebih awal dan di luar musimnya, dan sebentar lagi kita akan mengalami musim panas tanpa es di Samudra Arktik.

Menurut WMO, kecil kemungkinan rekor suhu pada bulan Juli ini akan terjadi sekali saja. Bahkan, organisasi ini memperkirakan bahwa ada kemungkinan 98% bahwa setidaknya satu dari lima tahun ke depan akan menjadi yang terpanas yang pernah tercatat.

WMO juga memperingatkan adanya kemungkinan 66% bahwa, setidaknya dalam lima tahun ke depan, suhu global untuk sementara waktu akan melebihi ambang batas 1,5°C di atas tingkat pra-industri, sebuah batas yang penting karena berada di atas ambang batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.

Menurut Badan Pemantauan Perubahan Iklim Uni Eropa (EU Climate), periode 12 bulan terakhir hingga akhir Mei 2024 adalah yang terpanas dalam sejarah, dengan rata-rata global 1,63 derajat Celcius.

Sejauh ini, suhu tertinggi yang tercatat pada tahun 2024 adalah 53,2 derajat Celcius di Nuwaiseeb, Kuwait pada tanggal 22 Juni 2021.

Perlu diingat bahwa rekor suhu dapat berubah sewaktu-waktu, dan data baru mungkin belum tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun