Mohon tunggu...
Irsal Efendi
Irsal Efendi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menyukai Bidang Pendidikan dan Digital Marketing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah Sudah Usang Gaya Mengajar Authority?

25 Agustus 2024   19:56 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:56 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru dan murid. (Sumber: Syafbrani ZA via KOMPAS.COM)

Dalam dunia pendidikan modern yang dipenuhi dengan berbagai pendekatan inovatif, gaya mengajar Authority atau otoritatif sering kali dianggap kuno dan tidak relevan lagi. 

Namun, penelitian menunjukkan bahwa gaya mengajar ini, ketika diterapkan dengan bijak, masih memiliki tempat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang terstruktur dan efektif.

Gaya mengajar Authority, atau sering disebut juga sebagai gaya otoritatif, adalah pendekatan di mana guru memegang kendali penuh atas kelas, menetapkan aturan yang tegas, dan memegang otoritas utama dalam pengambilan keputusan. 

Guru dengan gaya ini biasanya sangat berfokus pada struktur, disiplin, dan kepatuhan. Meskipun terkesan kaku, gaya ini tidak selalu berarti otoritarian, yang mana tidak ada ruang untuk diskusi atau partisipasi siswa. 

Sebaliknya, dalam konteks yang tepat, gaya otoritatif dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terorganisir, yang sangat dihargai oleh banyak siswa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Baumrind (1991), gaya pengajaran otoritatif, yang merupakan perpaduan antara tuntutan yang tinggi dan responsivitas yang tinggi, dapat meningkatkan kemandirian, tanggung jawab, dan prestasi akademik siswa. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika guru yang otoritatif menetapkan harapan yang tinggi dan memberikan bimbingan yang jelas, siswa cenderung lebih termotivasi dan mampu mengatur diri mereka sendiri.

Selain itu, Marzano, Marzano, dan Pickering (2003) dalam studi mereka tentang manajemen kelas, menemukan bahwa guru yang menggunakan gaya otoritatif cenderung lebih berhasil dalam menciptakan lingkungan belajar yang produktif. 

Mereka mengungkapkan bahwa siswa merasa lebih aman dan lebih siap untuk belajar ketika aturan dan harapan yang jelas ditetapkan, dan ketika guru memberikan dukungan yang konsisten untuk membantu siswa mencapai tujuan mereka.

Penerapan Gaya Mengajar Authority di Dalam Kelas

Desain Canva
Desain Canva

Menetapkan Aturan yang Jelas dan Konsisten:Salah satu prinsip utama dari gaya otoritatif adalah kejelasan dalam aturan dan harapan. Guru harus memastikan bahwa setiap siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka. 

Menurut Emmer dan Evertson (2013), aturan yang jelas dan konsisten membantu mengurangi kebingungan dan meningkatkan kepatuhan siswa.

Memberikan Bimbingan yang Tegas dan Supportif:Gaya otoritatif bukan hanya tentang menetapkan aturan, tetapi juga tentang memberikan bimbingan yang jelas. 

Darling-Hammond (2000) menyatakan bahwa guru yang tegas namun suportif dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kognitif dan sosial yang diperlukan untuk sukses, baik di dalam maupun di luar kelas.

Menggunakan Pendekatan Disiplin yang Adil:Guru otoritatif menggunakan pendekatan disiplin yang adil dan proporsional. 

Penelitian dari Gregory, Cornell, dan Fan (2011) menunjukkan bahwa siswa lebih menerima konsekuensi disiplin ketika mereka merasa bahwa peraturan tersebut diberlakukan secara adil dan bahwa mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka.

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Terstruktur:Lingkungan belajar yang terstruktur dan terorganisir adalah kunci keberhasilan gaya mengajar otoritatif. Seperti yang dijelaskan oleh Weinstein dan Romano (2015), suasana kelas yang terstruktur meminimalisir gangguan dan memungkinkan fokus penuh pada pembelajaran.

Gaya mengajar Authority mungkin tampak usang bagi sebagian orang, tetapi kenyataannya adalah bahwa pendekatan ini, ketika diterapkan dengan bijak, dapat memberikan fondasi yang kuat bagi pengajaran yang efektif. 

Guru yang memadukan tuntutan tinggi dengan dukungan yang konsisten dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, terstruktur, dan kondusif bagi perkembangan siswa. 

Dengan memahami dan mengeksplorasi gaya mengajar ini, guru dapat menemukan cara-cara baru untuk memberdayakan siswa dan meningkatkan kinerja mereka di kelas.

Referensi

Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on adolescent competence and substance use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56-95.

Marzano, R. J., Marzano, J. S., & Pickering, D. J. (2003). Classroom management that works: Research-based strategies for every teacher. ASCD.

Emmer, E. T., & Evertson, C. M. (2013). Classroom management for middle and high school teachers. Pearson.

Darling-Hammond, L. (2000). Teacher quality and student achievement: A review of state policy evidence. Education Policy Analysis Archives, 8(1), 1-44.

Gregory, A., Cornell, D., & Fan, X. (2011). The relationship of school structure and support to suspension rates for Black and White high school students. American Educational Research Journal, 48(4), 904-934.

Weinstein, C. S., & Romano, M. E. (2015). Elementary classroom management: Lessons from research and practice. McGraw-Hill Education.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun