Tak jarang juga ketika berpapasan dengan wanita, ada aja wanita yang melengos. Saya cuma senyum dalam hati sambil tetap mengagumi kecantikannya. Gerakan melengosnya itu sungguh anggun menggemaskan.
Dengan membawa sepeda, selain ada yang nganggap miskin dan madesu, ada juga yang menganggap "friendly person" alias orang yang bersahabat. Sering kali saya disamperin orang dan ditanya perihal jurusan-jurusan atau jadwal kereta. Tentu saja saya jawab dengan senang hati dan ramah.
Saya merasa tersanjung, diantara sekian ratus orang di stasiun, kenapa orang tsb memilih saya untuk menjadi tempat bertanya? Saya jadi Ge eR, mungkin dia melihat saya orangnya baik dan bersahabat karena bawa sepeda.
Oh ya, kadang-kadang terjadi hal yang sebaliknya, yakni kalau ketemu orang yang paranoid. Melihat saya tampil beda, dia waspada. Dia sangka saya copet kali ya, karena ketika kita jalan searah, dan saya berjalan agak cepat karena mau menyalipnya, dia langsung megangin tas dan saku belakang.
Menemukan orang paranoid seperti itu meski agak kesel tapi saya nggak baper, biarin aja. Malah saya kasihan sama dia karena hidupnya serba ketakutan. Dia merasa orang yang mendekati dia mau mengambil hartanya.
Kalaupun misalnya dia mencoba waspada dan mencegah jangan sampai kecopetan, daripada menderita karena mencurigai semua orang disekitar dia, mendingan melakukan tindakan preventif. Yang saya maksud adalah misalnya, dompet jangan disimpan di saku belakang, tapi di dalam tas, di area yang sulit dijangkau. Hp jangan disimpan di tas, tapi di saku celana depan atau dipegang di tangan. Pastikan semua barang berharga dalam tempat yang aman yang sulit dijangkau tangan jahat.
Saya sudah melakukan hal tersebut, dan Alhamdulillah, bisa melewati stasiun-stasiun dengan hati tentram, nggak takut copet. Mau orang nyalip saya kek, mepet-mepet saya, ya udah so what.
Nge-gym di Stasiun
Btw, dalam banyak hal, saya itu nggak mau rugi. Dan ini berlaku juga untuk masalah sepeda. Saya berangkat/pulang kerja pake sepeda, which is itu alat transportasi, tapi itu juga alat olah raga. So, saya gunakan sepeda tsb semaksimal mungkin untuk olahraga.
Berangkat kerja naik kereta sambil membawa sepeda lipat itu, secara tidak langsung  kita bisa nge-gym lho. Gowes sepeda, angkat sepeda ketika naik/turun tangga, berdiri di kereta jagain sepeda dari tekanan penumpang yang berjubel, semua itu membutuhkan tenaga dan mengencangkan otot.
Jika ini dilakukan tiap hari, sama aja dengan nge-gym jadinya. Dan itu saya buktikan sendiri.
Ketika gowes sepeda, saya suka cermati dan rasakan, kalau gowes dengan posisi tubuh seperti ini, otot mana yang bergerak lebih banyak. Kalau posisi tubuh begitu, otot mana yang dapat tekanan lebih banyak. Setelah tahu, maka saya akan gowes dengan posisi tubuh tertentu untuk melatih satu bagian otot tertentu.