Mohon tunggu...
Irpan Rispandi
Irpan Rispandi Mohon Tunggu... Lainnya - IT - Poet - Writer

IT'ers | suka berpuisi dan nyanyi | Suka jalan juga | Instagram: @irpanisme | Youtube Channel: https://www.youtube.com/irpanr | Books: https://itunes.apple.com/us/author/irpan-rispandi/id601183676?mt=11

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keuntungan Bike to Work plus Kereta, Bisa Nge-Gym di Stasiun

28 Agustus 2023   15:03 Diperbarui: 21 Februari 2024   10:03 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keuntungan lainnya yang saya rasakan ketika naik kereta adalah Aman dan Nyaman. Saya inget dulu ketika naik kereta Bogor-Jakarta pada jaman Jahiliyah. Saat itu di dalam gerbong seperti di pasar. Pedagang asongan lalu-lalang, kelompok pengamen dalam formasi lengkap mulai drummer, gitaris, dan vokalis beraksi dari gerbong ke gerbong, sampai tukang sapu yang suka nyenggol-nyenggol kaki minta dikasihani. Pengemis nggak usah dikata lagi, sambung-menyambung menjadi satu.

Namun itu masa lalu, sekarang KAI Commuter sudah berubah menjadi sangat nyaman. Tidak ada lagi semua kekacauan jaman jahiliyah dulu. Keretanya tertutup, nggak ada pintu terbuka apalagi penumpang di atap. Gerbongnya full ac, Satpam dan Cleaning service pun ada.

Hanya mungkin tinggal 1 PR-nya yakni Copet dan pencuri tas. Meski sudah nyaman, tapi Copet dan Pencuri tas masih ada aja. Berita kejadian penumpang kecopetan, atau Copet yang berhasil ditangkap, atau maling tas yang berhasil kabur, beberapa kali menghiasi kanal berita, meski sudah sangat jarang.

Saya bisa mengerti sih kesulitan KAI Commuter, karena penjahat macam begitu bisa berbaur dengan penumpang biasa dan sulit dikenali. Saya do'akan mudah-mudahan penyakit masyarakat yang satu ini bisa segera dibasmi dari Moda Transportasi Kereta.

Pengalaman bawa sepeda ke kereta.
Suatu hari ketika sedang transit di Manggarai, saya duduk di bangku peron. Seorang bapak-bapak menghampiri saya. Usianya diatas 50-an kalau menurut taksiran saya. Kami bicara basa-basi tentang perjalanan kereta dan serba-serbi membawa sepeda di kereta.

Salah satu pertanyaan dari bapak tersebut adalah, "Masnya nggak malu bawa sepeda?".

Sambil tersenyum saya menjawab, "Ya nggaklah pak, kenapa mesti malu?"

Dan itu jawaban yang jujur keluar dari hati saya.

Saya pun bisa menerka mengapa muncul pertanyaan tersebut. Hal ini karena pertama, saya naik kereta bawa sepeda, yang kedua saya tidak "bergaya" a la "Pesepeda Modis" hehe...

Outfit saya ketika naik sepeda ya outfit berangkat kerja. Pakai Jeans, sepatu Sneaker, kaos, dan jaket. Menggendong tas. That's it. Nggak pake helm sepeda mahal, jersey dan celana sepeda full color, kacamata keren, sepatu khusus sepeda. No.

Saya tidak merasa malu dengan penampilan seperti itu. Lebih dari itu, saya juga nggak peduli orang mau bilang apa, mau nganggap miskin kek, ngirit kek, silahkan aja. Saya tidak punya kewenangan untuk mengatur pendapat orang terhadap saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun