Mohon tunggu...
Irna Atqya Rahma
Irna Atqya Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga/ 20107030133

Don't waste the trust

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Sandwich Generation dan Tips Mengatasinya

27 Juni 2021   20:26 Diperbarui: 27 Juni 2021   21:34 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Surabayamuda

Apa si sebenarnya sandwich generation atau generasi sandwich ini?. Pasti teman-teman sudah tahu sandwich kan? Iya, roti dengan isian daging, keju, sayuran dan ditambah dengan saus-saus yang menggugah selera. Nah ternyata isitilah generasi sandwich atau lebih kerennya sandwich generation ini ga jauh beda lho dari makna sebenarnya.

Sandwich generation pertama kali ditemukan oleh seorang professor dari University of Kentucky yaitu Dorothy Miller pada tahun 1981 ia menemukan orang- orang yang terjepit oleh kondisi sulit dimana orang- orang ini harus mensupport biaya finansial keluarga yang lain, dan Paul Research Center pada tahun 2012 menemukan bahwa 1/8 dari warga Amerika Serikat sudah terjepit, dimana dia harus memikirkan biaya untuk orang tuanya dan adiknya misalnya, tapi juga harus memikirkan anak- anaknya dalam waktu yang bersamaan. Jadi mereka para sandwich generation ini terjepit oleh beban beban yang sebenarnya bukan keluarga inti mereka.

Dan menurut riset 90% orang yang mengalami beban emosional sebagai sandwich generation ini adalah perempuan mungkin dikarenakan factor perempuan lebih banyak menanggung beban domestik dirumah, sedangkan lelaki yang mengalami sandwich generation lebih banyak terbebani dalam hal finansial

Nah di Indonesia sendiri sandwich generation bisa terjadi karena di tahun 2020 menurut sensus penduduk data BPS menyatakan di tahun 2020-2045 Indonesia sedang terjadi bonus demografi dengan lebih dari 70% populasi warga Indonesia lebih banyak usia produktif dibanding usia non produktif.

Sandwich generation adalah tanggung jawab finansial. seseorang bisa disebut sandwich generation apabila ia memenuhi 100% kebutuhan keluarganya secara penuh. Sebenarnya tanggung jawab finansial seseoerang adalah di keluarga intinya yaitu pasangan dan anak- anaknya, sedangkan pada si sandwich generation ini tanggung jawab finansialnya menjadi lebih banyak dan melebar ke berbagi tempat.

Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat ada beberapa factor yang membuat seseorang mengalami stress tertentu menurut Riley and Bowen pada tahun 2005 issuenya terkait:

Manajemen keuangan

Manajemen waktu

Kehilangana energy untuk bekerja

Nah sebagai sandwich generation yang mempunyai beban antara keluarga dan orang tua ada beberapa hal yang membuat mereka mengalami masalah psikologi :

1. Beban emosi

Seacara emosi mereka para sandwich generation ini harus memikirikan orang tuanya tapi juga secara emisional mereka harus memikrikan masalah dalam keluarga intinya belum masalah dalam pekerjaan mereka dan situasi ini membuat mereka sulit untuk menentukan mana yang harus mereka pilih dan prioritaskan.

2. Beban waktu

Biasanya sandwich generation akan kesulitan mengatur waktu yang biasanya  menjadi membingungkan para sandwich generation karena kadang- kadang mereka harus memilih orangtuanya dahulu, anak- anaknya dahulu atau kepentingan yang lainnya.

3. Beban fisik

Para sandwich generation ini cenderung mudah lelah karena tanpa disadari waktu istirahat mereka berkurang contoh saat malam hari waktunya mereka beristirahat setelah bekerja seharian ayah ibunya masih ngajak ngobrol atau mungkin anaknya yang masih belum tidur dan harus terus ditemani sedangkan besoknya mereka harus tetap bekerja.

4. Beban social

Karena kebanyakan sandwich generation merasa tertuntut untuk support finansial sehingga mereka jarang untuk berinteraksi atau sekedar bersenang- senang dengan teman- teman mereka.

5. Merasa tidak berkembang

Para sandwich generation ini merasa tidak berkembang karena mereka lebih focus kepada keluarga sehingga mereka merasa 'tertinggal' jauh dengan teman atau lingkungan sebayanya bukan hanya secara finansial tapi secara aspek yang lain juga mereka merasa 'tertinggal'. Mereka akan berpikir seperti 'kalau saya tidak membiayai adik saya mungkin saya sudah lulus magister ini gara- gara kita harus kerja untuk membiayai adik saya jadi belum bisa sekolah lagi. Fenomena ini menjadi beban yang sangat berat bagi sandwich generation. Dan masih banyak beban beban lain yang dirasakan sandwich generation ini.

Lalu hal apa yang bisa mengurangi efek dari sandwich generation ini?

1. Sadari diri

Mau tidak mau hal pertama yang harus kita lakukan adalah sadari dahulu perasaan apa yang muncul dari diri kita, karena jika kita masih terus menerus denial perasaan kita seperti setiap kita merasa terbebani pasti akan bilang ke diri sendiri "aku gak apa-apa" tapi perasaan 'gak apa- apa' nya ini masih terus membandingkan dengan hidup orang lain. 

Atau setiap diminta bantuan secara finansial atau pun yang lain masih menggerutu yang artinya sebenarnya kita sedang tidak baik-baik saja, itu yang harus disadari terlebih dahulu. Kalau sudah sadar sedang tidak baik- baik saja barulah di cari perasaan tidak baik- baik sajanya itu kenapa. Sampai akhirnya secara perlahan bisa menerima (acceptance), rasa menerima disini juga bukan hanya sabar dengan menerima saja tapi juga harus sabar dengan melakukan sesuatu hal lain yang bisa memecahkan masalah ini.

2. Mencoba berdamai dengan diri sendiri

Kita tidak bisa memungkiri kadang- kadang bisa jadi rezeki kita hari ini karena kita mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dari keluarga lain, dan bisa jadi rezeki keluarga dirumah jalannya melalui kita.

3. Membuat prioritas dan Batasan

Memberikan bantuan kepada orang itu harus ada batasannya kareana sering kali kita meng-iya kan permintaan orang lain malah membuat rencana kita jadi tidak sesuai. Dengan memeberikan batsan jadi kita bisa mempunyai manajemen waktu yang baik. Dan untuk membuat set prioritas kita harus membuat financial planning  yang baik, perencanaan keungaan ini adalah salah satu cara kita untuk bisa mengatur Batasan seperti waktu kapan kita membantu dan kapan memikirkan prioritas keuangan kita.

4. Memperbaiki komunikasi

Dalam membuat batasan di keluarga kita, seorang sandwich generation penting sekali untuk mengkomunikasikan kepada orang tua, pasangan atau anggota keluarga lain agar mereka bisa memahami posisi yang sedang kita alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun