Mau tidak mau hal pertama yang harus kita lakukan adalah sadari dahulu perasaan apa yang muncul dari diri kita, karena jika kita masih terus menerus denial perasaan kita seperti setiap kita merasa terbebani pasti akan bilang ke diri sendiri "aku gak apa-apa" tapi perasaan 'gak apa- apa' nya ini masih terus membandingkan dengan hidup orang lain.Â
Atau setiap diminta bantuan secara finansial atau pun yang lain masih menggerutu yang artinya sebenarnya kita sedang tidak baik-baik saja, itu yang harus disadari terlebih dahulu. Kalau sudah sadar sedang tidak baik- baik saja barulah di cari perasaan tidak baik- baik sajanya itu kenapa. Sampai akhirnya secara perlahan bisa menerima (acceptance), rasa menerima disini juga bukan hanya sabar dengan menerima saja tapi juga harus sabar dengan melakukan sesuatu hal lain yang bisa memecahkan masalah ini.
2. Mencoba berdamai dengan diri sendiri
Kita tidak bisa memungkiri kadang- kadang bisa jadi rezeki kita hari ini karena kita mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dari keluarga lain, dan bisa jadi rezeki keluarga dirumah jalannya melalui kita.
3. Membuat prioritas dan Batasan
Memberikan bantuan kepada orang itu harus ada batasannya kareana sering kali kita meng-iya kan permintaan orang lain malah membuat rencana kita jadi tidak sesuai. Dengan memeberikan batsan jadi kita bisa mempunyai manajemen waktu yang baik. Dan untuk membuat set prioritas kita harus membuat financial planning  yang baik, perencanaan keungaan ini adalah salah satu cara kita untuk bisa mengatur Batasan seperti waktu kapan kita membantu dan kapan memikirkan prioritas keuangan kita.
4. Memperbaiki komunikasi
Dalam membuat batasan di keluarga kita, seorang sandwich generation penting sekali untuk mengkomunikasikan kepada orang tua, pasangan atau anggota keluarga lain agar mereka bisa memahami posisi yang sedang kita alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H