Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Soft Skill Penting yang Harus Dimiliki Apoteker

24 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:32 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: by senivpetro via freepik.com

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat diundang almamater untuk menghadiri acara sharing terkait kurikulum program studi profesi apoteker (PSPA). Diskusi tentunya seputar mata kuliah apa saja yang paling bermanfaat terkait bidang-bidang pekerjaan dari para alumni, dan mata kuliah apa yang perlu ditambahkan sebagai bentuk improvement kurikulum sehingga dapat memberikan kompetensi & bekal yang lebih memadai bagi para lulusan di masa depan. Selain itu, kira-kira soft skill apa saja yang perlu dimiliki apoteker berdasarkan pengalaman para alumni di dunia kerja.

Sebelumnya saya juga memenuhi undangan dari salah satu fakultas farmasi universitas swasta untuk memberikan sharing mengenai pekerjaan kefarmasian di fasilitas distribusi obat.

Apa yang saya lihat, mahasiswa-mahasiswa ini ada yang antusias menjalani praktik kerja profesi apoteker (PKPA), tapi ada juga yang menjalankannya hanya sekadar formalitas untuk memenuhi kredit kuliah. 

Bisa jadi karena mereka belum memperoleh bekal yang memadai tentang tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian. Sehingga mereka juga belum memiliki bayang jelas mengenai apa yang harus mereka lakukan saat terjun ke dunia kerja. Atau soft skill apa yang harus mereka miliki untuk menunjang pekerjaan mereka nanti.

Pekerjaan Kefarmasian & 10 Stars of Pharmacist

Menurut PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, ada 4 ruang lingkup pekerjaan kefarmasian yakni pengadaan sediaan farmasi; produksi sediaan farmasi; distribusi sediaan farmasi; dan pelayanan sediaan farmasi. Tentunya tugas dan tanggung jawab apoteker pada masing-masing bidang ini berbeda. Oleh sebab itu apoteker harus memiliki bekal (teori) yang cukup sebelum terjun ke dunia pekerjaan kefarmasian.

Calon apoteker harus paham apa saja kewenangan apoteker sebagai penanggung jawab teknis di fasilitas produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi.

Ilmu-ilmu dasar mengenai standar mutu produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi ini dapat diperoleh melalui perkuliahan maupun praktik kerja profesi apoteker (PKPA) yang sekaligus juga akan menjadi hard skill seorang apoteker. 

Misalnya Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB); Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB); standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit/apotek, dan lainnya.

Selain itu, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kefarmasiannya, seorang apoteker juga harus memiliki kualitas peran profesional yang dikenal dengan konsep 10 Stars of Pharmacist.

Konsep awalnya sendiri adalah 7 Stars of Pharmacist yang dicetuskan oleh WHO pada The 3rd WHO Consultative Group on the Role of the Pharmacist di Vancouver, Kanada pada tahun 1997.

Adapun 10 stars of pharmacist ini mencakup:

1. Care-giver. Apoteker harus memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik dalam berinteraksi dengan individu maupun populasi tertentu.

2. Decision maker. Apoteker harus memiliki kemampuan menganalisis situasi atau risiko, mengevaluasi, dan mengambil keputusan.

3. Communicator. Apoteker harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesional kesehatan lainnya, baik secara verbal maupun non-verbal.

4. Leader. Apoteker yang memiliki posisi kepemimpinan dalam organisasi, harus mampu menjadi leader yang baik bagi anggota tim di bawahnya.

5. Manager. Apoteker harus memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan (managing) yang baik dalam hal sediaan farmasi maupun sumber daya manusia.

6. Life-long-learner. Sebagai tenaga kesehatan yang menjalankan, apoteker harus terus belajar dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

7. Teacher. Apoteker juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada generasi penerusnya, baik itu pengetahuan yang sifatnya baru maupun yang sudah ada.

8. Researcher. Apoteker sebagai peneliti berperan dalam pengembangan obat existing maupun obat baru yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

9. Entrepreneur. Apoteker sebagai wirausaha harus memiliki pemikiran yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan profit sosial maupun personal.

10. Agent of Positive Change. Seorang apoteker juga harus bisa menjadi agen perubahan positif yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan, mutu, dan efikasi sediaan farmasi, perawatan pasien, dan pelayanan kefarmasian.

Apoteker disumpah untuk menjalankan pekerjaannya seumur hidup sesuai dengan kompetensinya untuk kepentingan kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu kompetensi apoteker harus terus diperbaharui sebagai bentuk implementasi kualitas apoteker sebagai long-life learner.

10 Stars of Pharmacist (ilustrasi diolah dari pch.vector via freepik.com)
10 Stars of Pharmacist (ilustrasi diolah dari pch.vector via freepik.com)

Soft Skill yang Perlu Dimiliki Apoteker

Selain hard skill yang dinilai melalui proses sertifikasi kompetensi yang terus diperbaharui setiap 5 tahun, seorang apoteker juga harus memiliki soft skill yang memadai untuk menunjang pekerjaan kefarmasian yang dilakukannya.

Setelah bekerja selama lebih dari 10 tahun dalam perusahaan farmasi, ada beberapa soft skill yang menurut saya penting sekali untuk dikuasai oleh seorang apoteker. Dan sebaiknya soft skill ini mulai diasah sejak calon apoteker (yang kini didominasi oleh generasi Z) menempuh pendidikan di level universitas. Apa saja itu?

1. Digital Literacy

Digitalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa hindari di masa sekarang ini. Penggunaan Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan lainnya dalam menunjang pekerjaan sudah tidak bisa kita sangkal lagi.

Dalam mengimplementasikan peran apoteker sebagai Life-long learner, apoteker tidak boleh malas meng-upgrade dirinya dalam hal digitalisasi, termasuk literasi digital. 

Banyak sekali informasi terkait ilmu dunia kefarmasian di luar sana yang yang terus berkembang dengan sangat cepat. Apoteker diharapkan mampu memahami informasi apa yang harus dicari, bagaimana memanfaatkan teknologi dan media digital untuk mencari informasi, serta dimana informasi tersebut bisa didapatkan.

2. Communication

Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasiannya, apoteker akan terus berinteraksi dengan orang lain baik secara verbal dan non-verbal. Baik itu pasien, rekan sejawat dan tenaga kesehatan/tenaga medis lainnya, rekan kerja maupun atasan, hingga pihak regulator.

Apoteker harus mampu membaca situasi, kapan ia harus bernegosiasi dan berkompromi, kapan ia harus tegas dengan keputusan yang diambil sesuai dengan wewenangnya. 

Apoteker harus juga harus mampu menggunakan bahasa yang tepat ketika berkomunikasi dengan orang awam maupun sesama rekan sejawat atau tenaga medis lainnya.

Ketika melakukan diskusi, apoteker juga harus membekali dirinya lebih dulu supaya proses diskusi berjalan lancar dan diperoleh solusi / kesimpulan yang sesuai.

3. Critical thinking (problem solving)

Saat menjalankan pekerjaan kefarmasiannya, apoteker harus berpikir dengan kritis. Apoteker harus membiasakan diri untuk berpikir dengan menitikberatkan pada usaha preventif, terutama dalam menyusun sistem mutu.

Ketika dihadapkan pada suatu masalah, apoteker diharapkan mampu menganalisis dan mengevaluasi tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan.

4. Integrity, flexibility, dan etos kerja

Dalam menjalankan praktik kefarmasian, apoteker harus konsisten menjaga integritas dirinya namun tetap harus fleksibel. Seorang apoteker harus bisa menilai dan memilah hal-hal apa saja yang masih bisa ditoleransi dan mana yang tidak.

Etos kerja yang baik perlu terus dipelihara secara konsisten untuk meminimalisir risiko pekerjaan yang tidak perlu.

5. Time management

Ketika apoteker bekerja sebagai penanggung jawab teknis di fasilitas produksi/distribusi/pelayanan sediaan farmasi, ada banyak sekali tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai standar mutu yang ditetapkan dan sesuai kode etik profesi.

Tak jarang waktu kerja yang sudah ditetapkan terasa tidak cukup. Apoteker harus mampu mengatur waktunya dengan baik supaya pekerjaannya tidak terbengkalai namun tetap berkualitas dan sesuai dengan prosedur mutu.

6. Team work

Saat bekerja di suatu instansi/fasilitas, apoteker tidak hanya bekerja seorang diri. Ia harus mampu beradaptasi ketika bekerja dalam tim. Tidak bersikap egosentris dan mau bekerja sama dengan orang lain, baik yang memiliki maupun tidak memiliki latar pendidikan yang sama.

7. Managerial & leadership

Ketika apoteker memegang jabatan struktural, apoteker juga harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik.

Ia harus bisa melakukan koordinasi tim yang baik, mengawasi jalannya kerja tim, memberikan contoh etos kerja yang baik pada tim, memiliki kepercayaan untuk mendelegasikan pekerjaannya pada subordinat sesuai dengan kompetensi masing-masing individu dalam timnya, serta menghindari sikap otoriter dan mikromanajemen dengan berusaha untuk berpikir lebih strategis untuk mencapai tujuan bersama.

Soft skill ini mungkin tidak akan langsung diperoleh saat apoteker bekerja di suatu instansi, melainkan diperoleh secara bertahap dan harus terus diasah seiring dengan meningkatnya jam terbang di dunia kerja yang sesungguhnya. 

Oleh sebab itu seorang apoteker harus berpikiran terbuka terhadap setiap kritik dan saran yang ditujukan kepadanya, berpikir dan bersikap kritis namun tetap harus pandai membaca situasi, serta jangan mudah berpuas diri.

Cherio!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun