Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Soft Skill Penting yang Harus Dimiliki Apoteker

24 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:32 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: by senivpetro via freepik.com

10. Agent of Positive Change. Seorang apoteker juga harus bisa menjadi agen perubahan positif yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan, mutu, dan efikasi sediaan farmasi, perawatan pasien, dan pelayanan kefarmasian.

Apoteker disumpah untuk menjalankan pekerjaannya seumur hidup sesuai dengan kompetensinya untuk kepentingan kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu kompetensi apoteker harus terus diperbaharui sebagai bentuk implementasi kualitas apoteker sebagai long-life learner.

10 Stars of Pharmacist (ilustrasi diolah dari pch.vector via freepik.com)
10 Stars of Pharmacist (ilustrasi diolah dari pch.vector via freepik.com)

Soft Skill yang Perlu Dimiliki Apoteker

Selain hard skill yang dinilai melalui proses sertifikasi kompetensi yang terus diperbaharui setiap 5 tahun, seorang apoteker juga harus memiliki soft skill yang memadai untuk menunjang pekerjaan kefarmasian yang dilakukannya.

Setelah bekerja selama lebih dari 10 tahun dalam perusahaan farmasi, ada beberapa soft skill yang menurut saya penting sekali untuk dikuasai oleh seorang apoteker. Dan sebaiknya soft skill ini mulai diasah sejak calon apoteker (yang kini didominasi oleh generasi Z) menempuh pendidikan di level universitas. Apa saja itu?

1. Digital Literacy

Digitalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa hindari di masa sekarang ini. Penggunaan Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan lainnya dalam menunjang pekerjaan sudah tidak bisa kita sangkal lagi.

Dalam mengimplementasikan peran apoteker sebagai Life-long learner, apoteker tidak boleh malas meng-upgrade dirinya dalam hal digitalisasi, termasuk literasi digital. 

Banyak sekali informasi terkait ilmu dunia kefarmasian di luar sana yang yang terus berkembang dengan sangat cepat. Apoteker diharapkan mampu memahami informasi apa yang harus dicari, bagaimana memanfaatkan teknologi dan media digital untuk mencari informasi, serta dimana informasi tersebut bisa didapatkan.

2. Communication

Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasiannya, apoteker akan terus berinteraksi dengan orang lain baik secara verbal dan non-verbal. Baik itu pasien, rekan sejawat dan tenaga kesehatan/tenaga medis lainnya, rekan kerja maupun atasan, hingga pihak regulator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun