Kondisi padat dan berdesakan di dalam KRL tentunya membuat anker merasa tidak nyaman. Namun ketidaknyamanan ini mau tak mau harus ditahan setidaknya selama kurang lebih 30 - 90 menit perjalanan, karena umumnya anker tidak punya alternatif transportasi publik lain yang lebih baik dari KRL dalam hal efisiensi waktu dan biaya.
Sayangnya sudah tahu kondisinya tidak nyaman saat rush hour, tetap saja ada sejumlah anker yang bersikap annoying. Kebiasaan buruk mereka membuat penumpang lain makin tidak merasa nyaman selama perjalanan. Penumpang model beginilah yang paling sering bikin jengkel dan memancing hipertensi.
1. Malas Pegangan
Handle untuk berpegangan pastinya disediakan di dalam gerbong KRL untuk membantu penumpang yang berdiri, supaya tidak jatuh saat KRL berjalan. Handle ini biasanya dipasang di sepanjang kedua sisi gerbong, jadi seharusnya bisa dimanfaatkan oleh penumpang yang berdiri.
Tapi herannya, saat kondisi penuh, ada saja penumpang yang malas berpegangan dan malah sibuk menggunakan kedua jempolnya untuk scrolling medsos di ponsel. Mereka merasa tidak perlu berpegangan karena toh kondisi gerbong sedang penuh, jadi tidak mungkin jatuh karena tertahan oleh tubuh penumpang lain.
Helaw! Menahan beban tubuh orang lain saat kereta melaju atau mengerem itu sakitnya luar biasa loh. Saya pernah mengalami hal ini dan akhirnya badan dan kaki saya sakit semua keesokan harinya. Apakah mereka semalas itu untuk berpegangan dan menahan tubuhnya sendiri?
2. Tidak Sadar Diri
Tidak sadar diri yang saya maksud disini bukan pingsan ya. Tapi lebih ke sikap pura-pura tidak tahu. Saya paham betul bahwa semua penumpang KRL berhak untuk duduk karena sama-sama bayar. Tapi dalam transportasi publik, biasanya ada kursi-kursi yang diprioritaskan untuk penumpang tertentu. Misalnya lansia, ibu hamil, dan penumpang disabilitas.
Saya suka heran, ada saja orang yang tidak sadar diri. Mereka biasanya suka pura-pura tidur, atau menutup telinganya sambil nonton atau main game, padahal dia duduk di kursi prioritas sementara di depannya ada penumpang yang lebih membutuhkan kursi tersebut.
Itu baru soal kursi prioritas. Ada lagi sudah tahu berdiri di depan pintu, tapi tidak mau keluar sebentar untuk memprioritaskan penumpang yang akan turun. Akibatnya sering terjadi dorong-dorongan karena penumpang yang akan turun terhalang orang yang tidak sadar diri tadi. Hal ini tentunya akan membahayakan dirinya sendiri dan penumpang lain.