"Duh, gue sebel banget deh setiap kali meet up temen lama atau acara keluarga, pertanyaannya selalu sama. 'Kok masih sendirian aja, mana gandengannya?', 'Si A udah punya anak loh, lo masih main sama si Meong aja. Cepetan merit lah, nunggu apa lagi?', 'Lo jangan terlalu picky, inget umur jalan terus.' Kayak nggak ada pertanyaan lain yang lebih berbobot deh," curhat salah seorang teman saya suatu hari.
Bila dibandingkan dengan teman-teman lain yang usianya sebaya, memang hanya tinggal beberapa orang (termasuk teman saya ini) yang belum menikah.
Pertanyaannya waktu itu, "Emang married itu harus selalu jadi suatu timeline hidup yang sama dengan orang lain? Emang setiap orang harus menikah juga hanya karena orang lain yang seusia udah married?"
Nada frustrasi dalam suaranya mengingatkan pada diri saya sendiri beberapa tahun yang lalu. Usia saya sekitar 28 tahun saat saya mulai menerima banyak 'kode' dari keluarga untuk segera menikah, karena menurut mereka memang sudah waktunya bagi saya untuk berumah tangga.
Sebetulnya saat itu saya masih santai saja karena masih sibuk meniti karir. Saya ingin mandiri secara finansial supaya tidak perlu merepotkan kedua orangtua saya yang sudah banting tulang menyekolahkan saya hingga lulus kuliah.
Tapi karena saya bukan tipe wanita yang mudah dekat dengan pria, lama kelamaan saya pun jadi bertanya-tanya juga.
Apakah kelak saya akan menemukan pasangan hidup yang cocok dan bisa menikah? Apakah selama ini saya terlalu pemilih dalam mencari pasangan hidup?
Pertanyaan terakhir cukup mengusik saya waktu itu. Apakah kita (baik pria maupun wanita) sebegitu salahnya kalau menjadi picky (pemilih) saat menentukan pasangan hidup?
'Pemilih' yang saya maksud disini bukan berarti memilih sosok pasangan yang sempurna, karena pasangan sempurna hanya ada di novel-novel roman atau drama Korea. Alih-alih sempurna, pastinya kita punya beberapa kriteria tertentu dalam memilih pasangan hidup kan?
Well, kita bukannya cuma sekadar menentukan pasangan untuk duduk di pelaminan loh. Kita akan hidup bersama dengan orang yang kita pilih selama sisa hidup kita. Jadi sudah seharusnya kita berhak memilih, ya kan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!