Ini adalah level terakhir dimana seseorang sudah memiliki kekayaan yang melimpah dan lebih banyak dari yang dibutuhkan sehingga uang bukan lagi menjadi hal yang perlu dikhawatirkan.
Financial Freedom, Terdengar Menggoda Tapi Tak Mudah Diraih
Dilihat dari definisi di atas, tentu kondisi Financial Freedom ini terdengar sangaaatttt menarik ya. Siapa sih yang tidak mau menjalani hidupnya dengan santuy tanpa perlu mengkhawatirkan uang? Kalau bisa, saya juga tidak ingin terus-terusan bangun di pagi buta terburu-buru mengejar KRL yang isinya luar biasa penuh macam film zombie Train to Busan, demi segerobak cuan.
Belum lama ini juga, salah seorang teman membuat postingan di media sosialnya yang menunjukkan keinginannya untuk bisa memiliki aset yang cukup. Cukup disini tidak berarti harus menjadi crazy rich tujuh turunan macam sultan dari negeri minyak. Tapi dia ingin bisa memulai harinya dengan tanpa harus grasa-grusu di pagi-pagi buta, melainkan bangun pagi dengan santai lalu menikmati kopi pagi dan sarapan tanpa harus terburu-buru. Tidak ingin punya mobil mewah, tapi cukup memiliki mobil yang proper dan aman.Â
Tidak perlu punya rumah mewah, tapi cukup dengan rumah well designed dan taman yang cukup. Tidak harus bisa fancy traveling dengan private jet, tapi kepingin bisa traveling kapanpun dia mau. Dia ingin bisa punya banyak aset supaya bisa tidur tanpa harus mengkhawatirkan isi tabungan atau dikejar tagihan, dan pastinya bisa membantu keluarga terdekat yang kesusahan.
Apakah keinginan teman saya ini terdengar mustahil?
Memang sih, money is not everything. Tapi realitanya, everything need money and without money we are nothing.
Jadi balik lagi dengan pertanyaan di atas, apakah saya percaya dengan Financial Freedom?
Well, menurut saya pertanyaan ini susah-susah gampang dijawab karena ada banyak faktor X yang menentukan. Apalagi bagi generasi milenial hingga gen Z seperti sekarang ini. Mengapa?
1. Sandwich Generation dan Biaya Hidup