2. Ekspektoran
Obat batuk golongan ekspektoran bekerja dengan meningkatkan sekresi bronkial (pengeluaran lendir), agar kondisi tenggorokan lebih lembab sehingga aliran lendir dapat lebih lancar dan mudah dikeluarkan. Contoh ekspektoransia misalnya Guaifenesin, dan Ammonium Klorida.
3. Mukolitik
Obat golongan mukolitik bekerja dengan menghancurkan molekul lendir dan mengurangi kekentalan dahak, sehingga dahak bisa lebih mudah dikeluarkan. Contoh obat golongan mukolitik misalnya Ambroxol, Bromhexin, Asetilsistein.
Baik obat ekspektoransia maupun mukolitik, cocok digunakan untuk penderita batuk yang produktif (menghasilkan lendir).
Jadi jika pasien menderita batuk yang produktif namun diberi obat golongan antitusif, justru akan berbahaya karena dahak menjadi tidak bisa dikeluarkan dengan mudah.
Sebaliknya, jika pasien menderita batuk kering diberi obat golongan mukolitik/ekspektoransia yang merangsang batuk padahal tidak ada produksi lendir, juga akan berisiko melukai tenggorokan.
What You Should Remember
Jadi apa saja yang perlu kita ingat dalam memilih obat batuk saat swamedikasi? Hal yang paling utama adalah berkonsultasi lebih dulu dengan farmasis untuk menentukan jenis obat batuk yang cocok. Selain itu, kita juga harus ingat beberapa hal di bawah:
1. Perhatikan Kombinasi Zat Aktif
Selalu perhatikan kombinasi zat aktif. Seperti yang sudah disinggung tadi, obat batuk umumnya dikombinasikan dengan antipiretik, dekongestan, dan antihistamin yang menyebabkan kantuk.