Ketika wisata pantai dan kemeriahan beach club di Bali sudah mulai terasa biasa-biasa saja, wisatawan ingin merasakan suatu pengalaman yang berbeda, lebih personal, dan pastinya otentik.
Ritual Melukat sebagai wisata spiritual menjadi salah satunya. Dengan mengikuti ritual ini, wisatawan bisa merasakan the real experience as Balinese people, sekaligus berharap dapat menjauhkan malapetaka serta hal-hal negatif dari hidupnya, untuk memperoleh ketenangan hati dan pikiran.
Turis yang berasal dari kota besar dengan ritme rutinitas yang luar biasa sibuk dan cepat, pastilah sesekali ingin merasakan sesuatu yang berbeda seperti ritual Melukat ini.
Saya pribadi melihat ritual Melukat ini sebagai wisata spiritual. Ritual Melukat tidak serta merta menjadikan orang yang mengikutinya menjadi beragama Hindu. Tapi tentu kembali lagi pada keyakinan masing-masing individu dalam menjalankan ajaran agamanya, karena pada dasarnya ajaran agama itu baik adanya.
Sayangnya saat saya berkunjung ke Pura Tirta Empul, waktu tidak memungkinkan bagi saya untuk mencoba ritual Melukat ini. Tapi yah, mungkin ada kesempatan di lain waktu. Who knows..
Things You Should Know Before Melukat
Jadi apa saja yang perlu diperhatikan kalau kita ingin mengikuti ritual Melukat?
Bagaimanapun ritual ini merupakan tradisi umat Hindu, sehingga pelaksanaannya pun umumnya di tempat ibadah. Jadi sebagai bentuk menghormati dan menghargai budaya lokal, ada baiknya peserta Melukat mengikuti tata cara yang sudah ditetapkan.
Beberapa hal di bawah ini bisa kita note lebih dulu ya:
- Wanita yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan masuk ke pura
- Pengunjung wajib mengganti pakaian dengan kamen saat akan Melukat
- Tidak boleh menggunakan sampo/sabun/pasta gigi saat melukat
- Tidak boleh berbicara sembarangan, mengumpat, caci maki, dan lainnya.
Oleh sebab adanya hal-hal yang harus diperhatikan terkait tata cara, ada baiknya pengunjung yang ingin Melukat didampingi oleh orang lokal yang lebih paham adat dan kebiasaan di sana.