Kalau dulu orang berfoto di studio kecil dengan beberapa pilihan layar yang dilukis gambar pemandangan, kini tempat wisata dengan miniatur landmark dunia tentu menjadi salah satu sarana bagi mereka yang ingin memiliki foto dengan latar yang cantik untuk dipamerkan di akun medsos. Tinggal bayar tiket masuk, bisa foto sepuasnya deh!
Oh ya, untuk memaksimalkan pengalaman wisatawan, beberapa tempat bahkan ada yang menyediakan jasa penyewaan baju tradisional dari negara-negara lain.Â
Misal Hanbok dari Korea, Kimono dari Jepang, Sari dari India, dan lainnya. Berfoto sambil mengenakan Kimono dengan latar miniatur kuil khas Jepang, semakin terasa liburan di Jepang sungguhan kan?
Wisata kuliner
Selain menjadi studio foto raksasa, tempat-tempat wisata semacam ini juga ada yang menyediakan wisata kuliner untuk para pengunjungnya.Â
Setelah puas berkeliling dan berfoto, pengunjung bisa mampir ke beberapa kedai untuk melepas rasa lapar dan haus. Contohnya The Great Asia Afrika yang juga menyediakan area dimana pengunjungnya bisa mencoba berbagai jenis kuliner khas dari negara-negara di Asia-Afrika.
Cinta Indonesia, Atau...
Pertanyaan saya selanjutnya adalah, apakah sebetulnya orang-orang Indonesia ini lebih tertarik pada budaya asing dibandingkan dengan budaya Indonesia sendiri?
Jika tempat-tempat wisata dengan miniatur landmark dunia ada sebanyak itu, bagaimana dengan tempat wisata dengan landmark provinsi-provinsi di Indonesia? Misal Monas, Jam Gadang, Tongkonan, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan lainnya. Dari sisi jumlah, apakah sama banyaknya?