Kalau dipikir-pikir, apa sih yang menyebabkan pasien tidak patuh dalam meminum obatnya? Kenapa mereka seakan-akan tidak aware dengan risiko akibat ketidakpatuhan dalam proses pengobatannya? Beberapa hal di bawah ini bisa jadi adalah penyebabnya:
1. Mudah Lupa
Berhubung pengobatan juga dipengaruhi oleh frekuensi/waktu, bisa jadi seorang pasien harus meminum obat yang berbeda dengan frekuensi yang berbeda pula. Misal seseorang harus minum obat Natrium Diklofenak 3 kali sehari setelah makan, Amlodipine 1 kali sehari di malam hari, dan Multivitamin 1 kali sehari di pagi hari.
Nah masalahnya, daya ingat setiap orang dalam mengingat berbeda-beda. Ada yang mampu mengingat hal-hal kecil dan detail, ada juga yang tidak. Pasien yang mudah lupa, apalagi jika memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, akan cenderung berantakan dalam meminum obatnya.
Kebetulan saya pernah menderita herpes yang cukup parah. Bintil-bintil berwarna merah dan berisi air memenuhi leher saya. Untungnya saat itu saya sudah kuliah farmasi, jadi saya paham betul bahwa kepatuhan saya meminum obat sangat memengaruhi tingkat kesembuhan. Saya bahkan sampai memasang alarm dan rela bangun saat subuh demi bisa memenuhi frekuensi waktu minum obat setiap 8 jam sekali.
2. Polifarmasi
Kalau contoh di atas hanya ada 3 obat yang harus diminum dalam waktu yang berbeda, ada juga pasien yang harus minum obat hingga lebih dari 5 macam dengan waktu yang berbeda. Terlalu banyak obat yang harus diminum membuat pasien merasa malas minum obat. Apalagi jika jangka waktu pengobatannya panjang hingga berbulan-bulan.
Baca juga: 'Polifarmasi' pada Resep Obat yang Perlu Anda Ketahui
3. Asumsi yang Salah
Faktanya, masih banyak juga orang yang suka suka berasumsi tentang kondisi kesehatannya. Mulai dari melakukan self diagnose berdasarkan kemiripan gejala penyakit yang dialami dirinya dibandingkan dengan orang lain (misal keluarga atau teman dekat), bahkan berani untuk meminum obat sisa dari anggota keluarga yang lain.Â
Kemudian ada juga yang mengurangi dosis obat bahkan menghentikan obat sebelum waktunya karena merasa sudah sembuh. Dan seperti contoh di atas, ada yang dengan pedenya menambah dosis obat yang diminumnya dengan anggapan supaya lebih cepat sembuh.