Jadi Tirta Gangga itu apa sih?
Nama Tirta Gangga berasal dari kata 'Tirta' yang berarti air suci, dan Gangga yang diambil dari nama sungai yang terkenal di India. Tirta Gangga dulunya merupakan istana air yang dibangun oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasen Agung, pada tahun 1946. Konsep arsitekturnya menggabungkan budaya Bali dan Tiongkok. Hen piaoliang lah pokoknya.
Terletak di sebelah timur Pulau Bali di kaki Gunung Agung dan sekitar perbukitan Lempuyang, Tirta Gangga pernah hampir hancur seluruhnya akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1963. Tapi kemudian dibangun dan diperbaiki kembali oleh pemerintah dan melalui serangkaian proses rehabilitasi di tahun-tahun berikutnya.
Kini Tirta Gangga menjadi objek wisata terkenal di area Karangasem, terutama bagi wisatawan lokal maupun asing yang menginap di daerah Candidasa dan sekitarnya. Selain itu tempat ini juga tidak sulit untuk ditemukan karena letaknya persis di pinggir jalan raya.
Tak jauh dari Tirta Gangga, bagi pengunjung yang punya banyak waktu mengeksplorasi Karangasem, bisa juga mengunjungi Pura Agung Lempuyang yang tersohor itu.
Rela Panas-Panasan demi Berfoto dengan Ikan-Ikan
Untuk bisa menikmati keindahan Tirta Gangga, turis lokal dikenakan biaya sebesar dua puluh lima ribu rupiah per orang. Sebelum loket tiket masuk, akan ada penjaja yang menawarkan makanan ikan seharga 5,000 - 10,000 rupiah per bungkus. Kalau kita ingin berfoto sambil dikelilingi ikan-ikan, tidak ada salahnya membeli makanan ikan untuk menarik mereka datang.
Kesan pertama yang ada di benak saya saat memasuki Tirta Gangga, ternyata tempatnya tidak seluas yang saya kira. Meski demikian, desainnya memang sangat fotogenik. Suara gemericik air yang jatuh dari menara air bertingkat sembilan, seakan memberikan rasa relaks tersendiri.
Berhubung saat kami sampai di sana hari sudah siang dan cuaca sedang terik-teriknya, akhirnya kami memilih untuk duduk-duduk di sebuah ayunan di bawah pohon. Panasnya minta ampunnn!
Tidak banyak pengunjung yang datang pada saat itu. Tapi mereka semua seakan terpusat di satu titik, yakni di sekitar kolam dengan tegel-tegel tempat berpijak, yang menjadi spot foto paling populer. Masing-masing menunggu untuk bisa berfoto ala-ala selebgram, sedikit berjongkok dengan senyum lebar sambil dikelilingi puluhan ikan mas super gemuk yang saling berebut pelet ikan tanpa malu-malu.