Food Fraud mungkin bisa dideteksi oleh orang awam, tapi kemungkinan besar hanya dari sisi pengamatan fisik pada pangan. Misal concealment pada ikan yang disuntik formalin supaya tahan lama.Â
Jika diperhatikan, ikan yang disuntik formalin memiliki warna agak pucat dan bila dipegang akan terasa kaku dan tegang. Selain itu jika ditekan dengan jari akan tercium bau asam.
Ya, itu hanya salah satu contoh cara mendeteksi Food Fraud yang bisa dilakukan oleh orang awam. Bagaimana dengan lainnya?Â
Tanpa peralatan khusus, kita tidak bisa mendeteksi apakah susu yang kita beli dicampur air atau berapa persen kemungkinan daging sapi yang kita beli dicampur dengan daging lain. Atau apakah kue yang kita beli menggunakan pewarna tekstil supaya warnanya lebih menarik.
3. Pelaku Food Fraud terus berinovasi
Namanya juga usaha untuk curang, pelaku Food Fraud akan terus mencari jalan untuk bisa mengelabui pihak regulator atau pengawas supaya tindakannya tidak terendus. Jika salah satu cara terbongkar, maka mereka akan mencari cara lainnya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari Food Fraud?
Biasakan membeli makanan dan minuman di tempat-tempat yang terjamin. Kalaupun harus membeli bahan makanan secara online, perlu diingat bahwa kita tidak bisa melihat atau memilih barangnya secara langsung.Â
Oleh sebab itu, pastikan kita membeli dari sumber yang terpercaya seperti di official store-nya. Jangan mudah tergiur dengan harga yang murah. Mengkonsumsi makanan yang kita olah sendiri juga merupakan salah satu cara supaya kita tidak menjadi korban Food Fraud.
Selain itu, rajin-rajinlah mencari informasi terkini supaya kita mengetahui kira-kira jenis pangan apa yang paling berpeluang menjadi sasaran Food Fraud. Misal ikan, susu, minyak zaitun, madu, kopi, teh, wine, bumbu, dan lainnya. Dengan demikian kita bisa lebih aware saat akan membeli jenis pangan tersebut.
Sekarang coba ingat-ingat lagi, kira-kira dari ketujuh kategori Food Fraud tadi, apakah pembaca pernah menemui atau mengalami salah satunya? Atau punya tips bagaimana cara deteksi awal Food Fraud? Share di kolom komentar yaa...