Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pandemi Covid-19, e-Health Literacy, dan Kompasianival

28 November 2021   16:03 Diperbarui: 29 November 2021   00:45 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
e-Health Literacy Lily Model (Sumber: ncbi.nlm.nih.gov)

Ini berarti semakin banyak warga Indonesia yang melek teknologi digital dan internet. Dan saya meyakini bahwa adaptasi kebiasaan baru seperti WFH dan pembelajaran daring juga berkontribusi terhadap kenaikan ini.

Dengan demikian para penyedia jasa internet juga akan memiliki tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan pelayanannya hingga ke pelosok Indonesia.

Tapi masalahnya, apakah saat ini ke 196.7 juta pengguna tersebut sudah menggunakan internet dengan bijak?

Dari berbagai sumber yang saya baca, dapat saya simpulkan bahwa konsep dasar literasi digital adalah life skills (kecakapan).

Life skills yang dimaksud adalah kemampuan menggunakan perangkat teknologi; informasi; dan komunikasi, serta kemampuan pembelajaran; bersosialisasi; dan sikap untuk berpikir dengan kritis; kreatif; dan inovatif.

Jadi ketika menggunakan jaringan internet yang tersambung dengan berbagai macam perangkat/gadget kita, ya jangan cuma dipakai untuk joget-joget gak jelas; atau forward perpesanan berantai dari grup sebelah tanpa tahu itu informasi hoax yang sebetulnya sudah pernah trending beberapa tahun sebelumnya; atau copy paste artikel/foto orang lain untuk tugas sekolah tanpa mencantumkan sumbernya; atau yang baru-baru ini lagi ngetren, ikutan challenge menyebarluaskan informasi pribadi di media sosial yang berpotensi disalahgunakan oleh pihak lain.

Memang hanya dengan menggerakkan kedua ibu jari, kita bisa memperoleh segala informasi yang diinginkan. Tapi bukan berarti kita tutup mata dengan segala etika dan risiko yang ada loh ya..

Pentingnya Literasi Kesehatan Digital

Seperti yang sudah saya singgung tadi bahwa penyebaran informasi yang salah di masa krisis seperti pandemi Covid-19 seperti sekarang ini berisiko menimbulkan:

  • Chaos, misal terjadi kelangkaan komoditas tertentu akibat panic buying di sejumlah daerah
  • Paranoia, misal takut untuk berinteraksi dengan orang lain atau melakukan sesuatu;
  • Stigmatisasi, misal terhadap pasien atau penyintas Covid-19, bahkan tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19.

Nah, di masa-masa seperti justru kita harus benar-benar selektif dalam menyaring informasi terkait kesehatan yang beredar.

Pernah dengar e-Health Literacy?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun