"Seperti belum cukup kengerian cerita hantu di malam hari, Saraa masih menambah cerita tentang dukun hebat dari Darkhat yang dipenjara pemerintah komunis. Ya, dalam komunisme yang mengagungkan logika, tidak ada tempat hidup bagi shaman. Shaman memang tangguh menaklukkan arwah-arwah dunia supranatrual, tetapi tetap harus tunduk di hadapan pejabat dunia birokrasi. Ketika akhirnya shaman tua dari Darkhat itu meninggal dalam penjara, ada cahaya aneh yang terpancar dari jasadnya. Seminggu kemudian anak-anak para pejabat Partai Komunis itu mati. Kemudian istrinya. Kemudian dirinya sendiri. Kemudian sanak-saudaranya." - Jalan Panjang untuk Pulang.
Saya pernah cerita ada 6 hal yang menjadi alasan saya ketika akan memutuskan untuk membeli buku. Dan entah kenapa begitu melihat iklan promosi buku ini, saya langsung tertarik ingin membacanya. Mungkin karena gambar sampul bukunya yang menarik hati saya. Seakan sangat menggambarkan judul buku itu sendiri. Kalau bahasa Bataknya, 'lungun-lungun' (sunyi, sedih, rindu) gimana gitu.
Selain judul dan desain sampulnya, saya makin penasaran ketika baca sinopsis di belakang sampulnya. Kumpulan cerita dari tempat-tempat yang dikunjungi oleh si penulis, yang belakangan baru saya tahu bahwa beliau adalah penulis kawakan dari kalangan jurnalis. Pastilah mantap cerita-ceritanya.
Dan benar saja, kisah Jalan Panjang untuk Pulang dibagi menjadi 4 bab yakni Lokasi, Lokasi, Lokasi; Melintas Batas; Rumah di Sini dan di Sana; dan Pulang. Masing-masing bab berisi beberapa cerita yang menurut saya sangat informatif dan pastinya membuat pembacanya membayangkan setiap detail yang digambarkan oleh penulis.
 Â
Blurb
Sebenarnya ada banyak kisah yang sangat berkesan di benak saya. Tapi tentu saya tidak mungkin bisa mengulas itu semua dalam satu artikel ini. Jadi saya akan pilih tiga cerita yang paling berkesan bagi saya:
1. Menapak Jejak Shaman Mongolia
Cerita ini mengisahkan perjalanan penulis saat mengunjungi Mongolia, negara asal Genghis Kahn yang terkenal dengan predikatnya Land of Eternal Blue Sky karena langit birunya yang selalu terlihat hampir sepanjang tahun meskipun memiliki iklim yang cukup ekstrem.
Bersama kawan Mongolia-nya yang bernama Saraa, penulis rela melalui perjalanan sulit di tengah cuaca sedingin es menuju hutan Taiga di dekat perbatasan Rusia demi menemui seorang shaman yang konon terkenal dengan kekuatannya di seluruh negeri.