"Ih ya ampun, lo kerajinan banget sih. Kan dosen udah ngasih hand out, ngapain juga lo bikin summary lagi? Buang-buang waktu. Mendingan kita hangout aja, yuk?"
Salah satu teman kuliah saya dulu sering berkomentar seperti itu kepada saya ketika saya memilih membuat summary kuliah daripada menerima ajakan mereka untuk nongkrong di kantin untuk mengisi jeda praktikum.
Well, saya akui bahwa saya bukan tipe orang yang langsung ingat dan paham ketika dosen menerangkan materi kuliah. Apalagi waktu kuliah farmasi dulu, ada banyak mata kuliah yang membutuhkan pemahaman konsep dasar supaya bisa menguasai materi yang diajarkan. Selain itu tak jarang juga kami harus membaca buku yang tebal-tebal yang isinya pasti ditulis dengan bahasa ilmiah. Tidak mungkin juga kami bawa buku setebal itu kemana-mana untuk dipelajari kalau sedang musim ujian kan?
Memang sih dosen sudah memberikan copy hand out bahan presentasi/materi kuliah, tapi biasanya berupa teks yang panjang-panjang.Â
Jika menggunakan metode hafalan totok, bisa dipastikan besoknya saya langsung lupa lagi dan sel saraf saya bakalan tambah keriting kayak mie goreng. Selain berupa teks yang panjang-panjang, kadang ada juga yang berupa gambar-gambar abstrak atau mirip mind map yang bisa bikin saya pusing menerjemahkannya. Model hand out seperti ini biasanya dibuat oleh dosen yang super sibuk atau agak malas menulis.
Oleh sebab itu selain harus fokus mendengarkan penjelasan dosen, saya juga harus mencatat dengan kecepatan cahaya (oke ini sih lebay), setiap informasi tambahan yang diberikan dosen. Setelah itu saya harus langsung membuat ringkasan materi kuliah dengan gaya bahasa saya sendiri supaya saya lebih mudah memahaminya.
Bagi saya, ada banyak hal yang mungkin tidak kita sadari bermanfaat ketika rajin membuat ringkasan kuliah, misalnya:
Mencatat = Membaca Dua Kali
Bagi saya, mencatat itu sama dengan membaca dua kali. Pada saat saya membuat ringkasan, pastinya saya membaca dan memahami lebih dulu materi yang akan saya ringkas. Kemudian pada saat saya menulis ringkasan, tanpa disadari saya juga membaca. Itulah mengapa pada saat kita membuat ringkasan, kita akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu materi.
Melatih Diri Menyari Banyaknya Informasi
Tujuan membuat ringkasan kuliah tentunya supaya memudahkan kita menangkap dan memahami poin-poin penting dari sekian banyak informasi yang kita peroleh, baik dari buku teks, hand out materi presentasi, maupun penjelasan dosen.
Dengan membuat ringkasan, tanpa disadari kita melatih diri untuk bisa cermat dan jeli dalam menyari banyaknya informasi baru yang kita terima.
Selain itu ketika membuat ringkasan, biasanya kita akan menggunakan gaya bahasa sendiri. Tanpa disadari kita melatih diri untuk menulis narasi dengan baik sehingga mudah dipahami oleh pembacanya.
Membantu Diri Sendiri dan Teman untuk Belajar
Dengan membuat summary kuliah, pastinya akan memudahkan kita untuk mengulang materi yang diberikan dari dosen. Kita tidak perlu membawa buku teks tebal yang berat atau kumpulan hand out dengan tulisan yang kecil-kecil pada saat musim ujian. Cukup dengan buku catatan berisi ringkasan yang pastinya lebih mudah kita pahami karena ditulis dengan gaya kita sendiri.
Tidak hanya kita, ringkasan ini juga pastinya bisa membantu teman seperjuangan untuk belajar. Saya akui beberapa orang ada yang tidak pandai dan ulet dalam membuat ringkasan kuliah. Tentu tidak ada salahnya membantu teman dengan mengizinkan mereka mengkopi catatan kita, bukan? Tapi yah kalau kamu merasa gak rela ketika orang lain hanya menikmati jerih payahmu sih, ya nggak apa-apa juga.
Jadi Senior Terkenal di Kalangan Junior
Kok bisa? Ya jelas saja. Ketika catatan atau ringkasan materi kuliah kita difotokopi oleh teman dan terbukti bisa membantu mereka memahami materi kuliah, tidak menutup kemungkinan copy itu akan difotokopi berulang dan diwariskan secara turun temurun hingga ke adik-adik kelas.
Tanpa disadari kita jadi terkenal karena banyak dari mereka yang akan mencari akses untuk bisa memperoleh copy ringkasan yang kita buat.
Percaya tidak percaya, sekitar beberapa tahun setelah saya lulus pendidikan apoteker, saya sempat kembali ke kampus untuk melegaliris copy ijazah.Â
Saat saya melewati lorong kampus, saya melihat ada beberapa kelomok mahasiswa yang sedang belajar. Nampaknya saat itu sedang musim ujian.
Betapa kagetnya saya ketika saya melewati mereka, saya melihat mereka sedang membaca copy ringkasan mata kuliah Fisiologi Manusia yang saya tulis waktu di semester 3 atau 4. Saya kenal betul format dan tipe tulisan tangan saya. Meski adik-adik mahasiswa itu tidak menyadari bahwa penulis aslinya lewat di belakang mereka, terbersit rasa bangga karena ternyata catatan saya masih bermanfaat dan diandalkan oleh junior saya yang sudah jauh di bawah saya.
Wah kalau begitu kita berhak atas royalti gak yah? Hihihi...
Well, saya selalu berpendapat bahwa apapun yang kita pelajari tidak ada yang tidak bermanfaat. Jika tidak berguna sekarang, mungkin akan berguna di masa depan. Sama halnya dengan membuat ringkasan kuliah. Meski dianggap buang-buang waktu karena tampak tidak praktis dan terlihat dua kali kerja, tetap saja akan ada manfaatnya untuk kita. Bahkan memberikan manfaat untuk pelajar di generasi berikutnya.
Nah sekarang saya jadi penasaran, pembaca yang sekarang sedang kuliah atau yang sudah lama lulus kuliah, suka membuat ringkasan kuliah tidak sih? Cerita di kolom komentar yah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H