Ada yang menarik ketika saya melihat doodle Google hari ini, 22 April 2021. Sebuah sketsa gambar pohon yang jika di-klik akan menampilkan video berupa gerakan menanam pohon secara turun temurun. Ternyata hari ini diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day).
Hasil penelusuran Mbah Google, Earth Day merupakan event tahunan yang dikoordinasikan oleh earthday.org (sebelumnya bernama Earth Day Network) sejak diadakan pertama kali tanggal 22 April 1970. Peringatan ini bertujuan untuk mendukung gerakan perlindungan lingkungan.
Isu pemanasan global sudah lama didengungkan. Rusaknya lapisan ozon pada atmosfer bumi, efek rumah kaca, kebakaran hutan, polusi udara, peningkatan suhu permukaan bumi, salju abadi di beberapa pegunungan menghilang, lapisan es yang mencair di Kawasan Greenland, naiknya level permukaan air laut, hilangnya beberapa pulau kecil, anomali puluhan paus yang terdampar di pantai, hingga urusan sampah. Belum lagi penebangan hutan dimana-mana. Padahal hutan adalah paru-paru dunia. Memang benar kata para peneliti di luar sana, bumi kita benar-benar sedang sakit.
Berdasarkan data dari climate.nasa.gov, sejak tahun 1951-1980 ada 19 tahun terpanas sejak tahun 2000. Sama dengan tahun 2016, tahun 2020 menjadi tahun terpanas dalam catatan sejak dimulainya pencatatan tahun 1880.Â
Selain itu, sejak tahun 2002 lapisan es di Antartika dan Greenland telah kehilangan massa-nya. Tentunya hal inilah yang mengakibatkan kenaikan permukaan air laut dan satu demi satu pulau-pulau kecil pun menghilang.
Well, permasalahan bumi memang bukan hanya soal pemanasan global. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab pun juga menjadi isu tersendiri. Bukan tidak mungkin tidak akan ada yang tersisa lagi bagi generasi penerus di masa depan.Â
Kalau sudah begitu, manusia mau berbuat apa lagi? Pindah planet? Yah memang hingga kini sudah banyak misi-misi luar angkasa untuk mencari 'alternatif planet' jika suatu saat bumi tak lagi layak dihuni. Habis manis sepah dibuang. Bagai permen lupa bungkusnya.
Jika demikian, sudah sepantasnya kita mulai lebih care lagi terhadap bumi. Memberikan contoh kepada generasi-generasi muda supaya lebih sayang bumi. Berikan mereka contoh dan libatkan mereka supaya lebih mengenal kondisi bumi tempat mereka tinggal. Tak kenal maka tak kebal bukan? Eh salah, itu mah jargonnya vaksin. Maksudnya 'Tak kenal maka tak sayang' bukan?
Sejalan dengan tema Hari Bumi tahun 2021, yakni Restore Our Earth, berikut beberapa cara sederhana yang bisa kita terapkan untuk mengenalkan dan mengajak generasi muda seperti anak-anak kecil supaya mencintai bumi:
1. Hemat Air dan Energi
Namanya anak kecil pasti ada yang suka main air. Ya ajar sih, tapi ingatkan bahwa kita butuh air bersih untuk minum, mandi, dan lainnya. Main-main air berarti membuang air bersih. Risikonya kita bisa kekurangan air bersih untuk minum dan mandi. Selain itu ajak juga supaya mereka menghemat energi seperti listrik. Misal dengan mematikan televisi atau lampu saat tidak digunakan.
2. Peduli dengan Sampah
Sampah seringkali jadi biang timbulnya banjir. Jangan lelah memberitahu anak-anak supaya membuang sampah (misal bungkus permen) pada tempatnya. Jika tidak ada tempat sampah di sekitar, ajarkan untuk menyimpan sampahnya sementara dan baru dibuang setelah tersedia tempat sampah.Â
Selain lingkungan terlihat bersih dan rapi, sampah juga tidak akan menyumbat saluran air yang bisa menyebabkan banjir dan sumber penyakit.
3. Biasakan Jalan Kaki atau Bersepeda
Kalau diperhatikan, makin ke sini budaya mager alias malas gerak semakin merajalela. Apalagi didukung berbagai macam kemudahan. Semua bisa dikendalikan dalam satu genggaman tangan melalui gadget dan internet.Â
Saat lapar tinggal pesan, dan makanan pun dikirim ke rumah dalam sekejap. Mau ke minimarket di depan perumahan naik motor karena malas jalan. Bukan tidak mungkin generasi muda kita akan jadi kaum rebahan yang obesitas di masa depan. Ieuh?
Oleh sebab itu biasakan anak-anak untuk jalan kaki atau naik sepeda supaya mereka rajin bergerak. Selain itu sesekali ajak mereka untuk menggunakan transportasi umum ketika pergi ke suatu tempat. Selain memperbanyak gerak, terangkan bahwa hal-hal kecil seperti ini membuat mereka berkontribusi mengurangi polusi udara akibat penggunaan bahan bakar minyak.
4. Ajak Menanam Pohon
Bila memungkinkan, ajak dan libatkan anak menanam pohon. Entah itu pohon buah atau cuma sekadar tanaman hias dan bunga-bungaan Jelaskan pada mereka bahwa tumbuh-tumbuhan adalah paru-paru bumi dan bisa menghasilkan oksigen yang dapat kita gunakan untuk bernafas.
5. Mengenalkan Kondisi Bumi melalui Kegiatan di Luar Rumah
Nah mungkin ini yang sudah jarang dilakukan. Kegiatan di luar rumah yang dimaksud bukan hanya sekadar main sepeda keliling komplek. Sekali-sekali ajak mereka untuk traveling seperti hiking, berkemah, memancing atau berenang di laut. Pokoknya in touch dengan alam. Bila perlu batasi penggunaan gadget saat melakukan kegiatan tersebut.
Jangan lelah jika anak-anak menanyakan apa yang mereka lihat selama di perjalanan. Hewan, tumbuhan, tanah, udara, benda-benda langit, dan lain sebagainya. Dengan cara itu, perlahan anak-anak akan mulai mengenali kondisi bumi tempat mereka tinggal.Â
Selain itu kegiatan-kegiatan di luar rumah seperti ini juga dapat meningkatkan imunitas mereka sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Nah, kira-kira itulah hal-hal simpel yang bisa kita jadikan cara untuk mengenalkan dan mencintai bumi kepada anak-anak sejak dini. Kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H