Nah, justru untuk meminimalisir hal-hal semacam inilah makanya dibutuhkan pertimbangan dan persiapan luar biasa matang dari masing-masing pria dan wanita. Jadi jangan seenaknya menyuruh seorang wanita buru-buru menikah, hanya karena umur bertambah terus, takut gak dapat jodoh, atau biar gak kalah dengan saudaranya yang lain yang sudah lebih dulu menikah.
So for all ladies out there, just remember that you can't marry someone you just met!
Well, mungkin istilah love at the first sight memang ada di luar sana. Saat seseorang benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama dengan orang yang baru dikenal. Dan saat itu juga mereka yakin mau menghabiskan sisa hidup bersama. Tapi, berapa persen sih yang seperti ini? Kita tetap harus berpikir realistis kan?
Jadi buat para wanita, jangan keburu happy kalau tiba-tiba diajak menikah oleh pacar yang belum lama dikenal. Jangan merasa terbebani kalau ada bising-bising di sekitarmu yang menyuruhmu cepat-cepat menikah.Â
Sebagai wanita, wajar dong kalau kita berharap memiliki pasangan yang compatible. Dan untuk memastikan hal itu, tentunya kita butuh waktu. Tapi bukan berarti picky loh ya. Bagaimanapun ada beberapa hal yang perlu kita pastikan sebelum kamu memutuskan untuk mengatakan 'Yes, I do' pada seorang pria.
Sudah Tahu Value Masing-Masing?
Value yang saya maksud di sini misalnya iman, prinsip, dan tujuan hidup. Bagi sebagian orang, persoalan perbedaan iman mungkin bukan suatu masalah. Pokoknya selama bisa berkomitmen untuk saling setia, iman yang berbeda bukanlah penghalang. Yah gak salah juga sih. Tapi alangkah lebih baik jika kita dan pasangan memiliki iman yang sama, atau at least sepaham. Tentunya kita hidup berkeluarga akan lebih indah kalau semua orang di dalamnya bisa beribadah bersama-sama bukan?
Selain iman, kita juga perlu tahu seperti apa prinsip dan tujuan hidup kita dan pasangan. Apakah sejalan? Memiliki prinsip dan tujuan hidup yang sejalan akan memudahkan pasangan dalam menjalani rumah tangga nantinya.Â
Selain itu, kita juga bisa perlu tahu bagaimana cara si pria merespon dan menyelesaikan masalah yang muncul. Apakah dia bisa me-maintain emosi. Apakah dia tipikal yang mudah give up. Jadi apabila di kemudian hari muncul konflik, masing-masing bisa saling mendukung untuk melaluinya bersama.
Sudah Tahu Keluarganya?
Tidak sedikit wanita yang menyesal karena buru-buru menikah disaat mereka belum lama mengenal pasangannya. Tak disangka setelah menikah, suaminya memiliki sifat ringan tangan (dalam arti konotatif), alias melakukan KDRT.