Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obrolan Tengah Malam

26 Juli 2020   15:09 Diperbarui: 26 Juli 2020   15:42 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, sudah mau pagi. Lebih baik sekarang kita berhenti mengobrol sebelum Irmina bangun untuk siap-siap berangkat ke kantor," kata Myung Hee sambil merapikan Eoyeo Meori-nya.

Masumi pun melakukan hal yang sama dengan hiasan rambut Shimada-mage nya (tatanan rambut Geisha) dan membetulkan posisi berdirinya sambil membuka kipas lipatnya yang berwarna keemasan. Sementara itu Linh Minh kembali memindahkan posisi topinya ke tangan kiri.

"Eh, Ming Yue. Posisi lampionmu salah tuh. Nanti kalau si Irmina sadar posisi lampionmu berubah, bisa ketakutan dia," tegur Sarangerel.

Wayang Rama dan Sinta pun cepat-cepat mengatur posisi dalam kotak mereka dan Siriporn pun kembali berdiri tegak.

Tak lama setelah para boneka kembali diam dalam posisi semula, alarm saya pun berbunyi nyaring. Saya terbangun kaget, lalu cepat-cepat menghampiri lemari saya dan mengamati boneka-boneka itu dengan seksama. Kelihatannya sih tidak ada yang berubah. Lampion Ming Yue tetap tergantung pada kayu yang dipegangnya, Linh Minh tetap memegang topinya di sebelah kiri dan Masumi tetap dalam posisi menarinya.

Tapi saya yakin mereka semua mengobrol tadi malam. Sayangnya saya ketiduran di tengah-tengah obrolan mereka, jadi saya tidak mendengarkan hingga selesai. Jujur meski saya merasa setengah takut setengah takjub, saya tidak mau membuang boneka-boneka tersebut, karena siapa tahu suatu saat di tengah malam saya berani ikut mengobrol dengan mereka tentang kehidupan mereka sebagai boneka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun