"Eh, sudah mau pagi. Lebih baik sekarang kita berhenti mengobrol sebelum Irmina bangun untuk siap-siap berangkat ke kantor," kata Myung Hee sambil merapikan Eoyeo Meori-nya.
Masumi pun melakukan hal yang sama dengan hiasan rambut Shimada-mage nya (tatanan rambut Geisha) dan membetulkan posisi berdirinya sambil membuka kipas lipatnya yang berwarna keemasan. Sementara itu Linh Minh kembali memindahkan posisi topinya ke tangan kiri.
"Eh, Ming Yue. Posisi lampionmu salah tuh. Nanti kalau si Irmina sadar posisi lampionmu berubah, bisa ketakutan dia," tegur Sarangerel.
Wayang Rama dan Sinta pun cepat-cepat mengatur posisi dalam kotak mereka dan Siriporn pun kembali berdiri tegak.
Tak lama setelah para boneka kembali diam dalam posisi semula, alarm saya pun berbunyi nyaring. Saya terbangun kaget, lalu cepat-cepat menghampiri lemari saya dan mengamati boneka-boneka itu dengan seksama. Kelihatannya sih tidak ada yang berubah. Lampion Ming Yue tetap tergantung pada kayu yang dipegangnya, Linh Minh tetap memegang topinya di sebelah kiri dan Masumi tetap dalam posisi menarinya.
Tapi saya yakin mereka semua mengobrol tadi malam. Sayangnya saya ketiduran di tengah-tengah obrolan mereka, jadi saya tidak mendengarkan hingga selesai. Jujur meski saya merasa setengah takut setengah takjub, saya tidak mau membuang boneka-boneka tersebut, karena siapa tahu suatu saat di tengah malam saya berani ikut mengobrol dengan mereka tentang kehidupan mereka sebagai boneka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H