Menjadi seorang mahasiswa farmasi berarti harus RAJIN. Rajin membaca, rajin menulis, rajin berdiskusi serta rajin berdoa supaya dimudahkan dan rajin menabung. Loh, emang rajin menabung perlu juga? Ya iyalah, kalau kita memecahkan alat gelas di laboratorium pastinya harus ganti kan.Â
Itulah gunanya tabungan. Hehehe... Eh, tapi rajin fotokopi catatan teman atau laporan kakak kelas tidak termasuk loh ya! Karena biasanya yang rajin fotokopi macam begini, belum tentu rajin bacanya. Hihihi...
Saya pribadi menyadari dengan sepenuh hati (ceileehh) bahwa saya bukan tipe yang langsung mengerti hanya dengan sekali membaca maupun mendengar. Oleh sebab itu saya berusaha untuk rajin membaca ulang materi, menulis summary materi kuliah sesuai dengan pemahaman saya.Â
Bila perlu, saya dengan senang hati menjelaskan ulang tentang suatu materi ke teman saya yang lain. Cara ini cukup membantu saya untuk semakin memahami suatu materi.
Ada salah satu kebiasaan yang khas di perkuliahan farmasi, yakni rajin fotokopi diktat dan laporan praktikum kakak kelas untuk belajar. Saya pun termasuk salah satu mahasiswa yang pernah mengkopi beberapa diktat kakak kelas.Â
Hal itu saya lakukan kalau kebetulan ada informasi berbeda yang tidak saya dapatkan dari dosen. Jadi untuk nambah-nambah informasi saja.
Baca juga: Peranan Mahasiswa Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0
Rupanya, hal yang sama terjadi pada catatan kuliah saya, yakni difotokopi adik-adik kelas. Jadi ketika saya kembali ke kampus setelah empat tahun lulus (untuk melegalisir copy ijazah), saya melihat segerombolan mahasiswa yang sedang belajar untuk persiapan ujian. Dan alangkah takjubnya saya karena mereka semua memegang fotokopian catatan Anatomi & Fisiologi Manusia saya!
Semasa kuliah, memang biasanya teman-teman seangkatan (bahkan beberapa kakak kelas yang mengulang mata kuliah) meng-copy catatan saya. Namun tak disangka, copy catatan saya tersebut kini sudah diwariskan ke sejumlah angkatan di bawah saya.Â
Jujur saya merasa sangat senang sudah bisa bermanfaat bagi adik-adik kelas.