Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lima Hal yang Harus Dimiliki Mahasiswa Farmasi untuk Bertahan (1)

17 Juni 2020   07:00 Diperbarui: 11 Juni 2021   07:18 6884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 strategi yang dibutuhkan untuk bertahan di jurusan farmasi| Ilustrasi: http://pharmbiotech.qub.ac.uk/

Mumpung masih dalam suasana lulus-lulusan, saya mau menulis seputar perkuliahan farmasi (lagi) karena beberapa waktu yang lalu ada DM (Direct Message di Instagram) yang menanyakan tentang pengalaman saya waktu kuliah farmasi dulu. 

Jadi semoga tulisan saya kali ini bisa bermanfaat bagi pembaca atau kompasianer yang punya adik/kakak, sepupu, atau keponakan yang sedang siap-siap masuk kuliah farmasi.

Sebelum saya bahas lebih jauh, perlu diketahui bahwa persyaratan utama untuk masuk kuliah farmasi adalah lulus dari SMA jurusan IPA atau SMF, karena mata kuliah yang akan dihadapi berpusat pada ilmu sains sehingga tentunya diperlukan latar pendidikan dasar di bidang eksakta, supaya nantinya dapat mengikuti perkuliahan dengan optimal.

Selain itu perlu dicatat juga bahwa lulus tes buta warna adalah hal yang wajib bagi mereka yang akan kuliah farmasi. Mengapa? 

Dalam mempelajari ilmu farmasi, kita akan sering berhadapan dengan bahan-bahan obat, di mana salah satu metode identifikasi suatu bahan obat adalah secara visual meliputi warna, bentuk, dan tekstur. 

Bahan-bahan obat tersebut banyak memiliki warna yang hampir mirip. Itulah mengapa kemampuan untuk bisa membedakan warna sangat diperlukan.

Disamping tidak memiliki kondisi Buta Warna, apa saja sih yang perlu disiapkan untuk memasuki perkuliahan farmasi?

Boleh dibilang kurang lebih 70% kegiatan perkuliahan mahasiswa farmasi adalah praktikum. Selain itu, untuk meraih gelar Apoteker akan ada serangkaian proses magang yang harus dilalui dengan penuh kesabaran, kegigihan, dan perjuangan. 

Oleh sebab itu, tentunya mahasiswa farmasi harus memiliki mental dan tekad yang kuat, serta sabar dan tidak mudah menyerah layaknya seorang pejuang kemerdekaan di masa lampau (halaaahhh!).

Baca juga: Dear Mahasiswa Farmasi, Ingat Kegiatan Akademik dan Non-akademik Sama Pentingnya

Eh tapi ini serius loh, kalau seorang mahasiswa farmasi tidak memiliki sifat ini, saya yakin lambat laun ia akan gugur dan layu sebelum berkembang alias mundur teratur alias walk out!

Jadi dengan berat hati saya katakan bahwa teori Seleksi Alam-nya Charles Darwin tidak hanya terjadi di alam, tapi juga di perkuliahan farmasi. 

Memang sih, kita tidak bakalan sampai berevolusi menjadi manusia bertangan gurita karena selama kuliah farmasi banyak sekali yang harus dikerjakan secara bersamaan. Tapi intinya adalah beradaptasi. 

Mahasiswa yang tidak mampu beradaptasi dengan ritme kuliah farmasi itulah yang sangat memungkinkan membuat mahasiswa (biasanya di semester-semester awal) akan mundur teratur.

Bagi kamu yang kebetulan sudah pernah mencicipi dunia studi farmasi misal SMK Farmasi atau mungkin perkuliahan meskipun baru sampai semester tiga atau empat, coba perhatikan apakah ada satu atau dua dari teman seangkatanmu yang akhirnya menyerah dan walk out?

Semasa saya kuliah hingga semester empat, sudah ada sekitar lima orang yang akhirnya sadar bahwa mereka salah jurusan dan memilih untuk menyerah. Ada yang pindah jurusan, ada pula yang pindah kampus sekalian!

Perihal mereka yang lebih memilih walk out, saya memperkirakan ada dua kemungkinan penyebab yaitu passion mereka bukan di farmasi atau memang mereka kesulitan beradaptasi dengan kerasnya dunia farmasi dan juga karena sebelumnya tidak memiliki bayangan apapun tentang bagaimana harus bertahan di perkuliahan farmasi.

Oleh sebab itu jika seorang mahasiswa tidak menerapkan strategi tertentu, saya jamin mereka akan kesulitan mengikuti perkuliahan. Yap, strategi sangat dibutuhkan dalam menjalani perkuliahan di jurusan farmasi.

Jadi berdasarkan pengalaman saya menempuh pendidikan farmasi, saya menyimpulkan bahwa ada lima hal yang harus dimiliki dan diterapkan oleh mahasiswa farmasi untuk bertahan:

1. Rajin

Waktu beberapa orang teman melihat transkrip nilai kelulusan saya sebagai Sarjana Farmasi, komentar yang pertama kali muncul adalah "Wuidihhh, transkrip apaan nih isinya bisa A-B semua! Lo sabotase sistem fakultas ya?" 

Jujur, saya cukup bangga dan puas dengan pencapaian saya yang tergambar di transkrip tersebut. Itu berarti jerih payah saya selama kuliah tidak sia-sia. Jadi bukan karena saya sabotase sistem komputer fakultas loh ya..

Menjadi seorang mahasiswa farmasi berarti harus RAJIN. Rajin membaca, rajin menulis, rajin berdiskusi serta rajin berdoa supaya dimudahkan dan rajin menabung. Loh, emang rajin menabung perlu juga? Ya iyalah, kalau kita memecahkan alat gelas di laboratorium pastinya harus ganti kan. 

Itulah gunanya tabungan. Hehehe... Eh, tapi rajin fotokopi catatan teman atau laporan kakak kelas tidak termasuk loh ya! Karena biasanya yang rajin fotokopi macam begini, belum tentu rajin bacanya. Hihihi...

Ilustrasi: uwaterloo.ca
Ilustrasi: uwaterloo.ca
Pastinya juga, jika ada materi yang tidak dimengerti, jangan ragu untuk bertanya. Apalagi kalau kamu sadar tidak termasuk kelompok orang jenius yang kalau kebanyakan belajar, justru malah memperoleh nilai jelek (eh, tapi emang ada yang seperti itu ya?).

Saya pribadi menyadari dengan sepenuh hati (ceileehh) bahwa saya bukan tipe yang langsung mengerti hanya dengan sekali membaca maupun mendengar. Oleh sebab itu saya berusaha untuk rajin membaca ulang materi, menulis summary materi kuliah sesuai dengan pemahaman saya. 

Bila perlu, saya dengan senang hati menjelaskan ulang tentang suatu materi ke teman saya yang lain. Cara ini cukup membantu saya untuk semakin memahami suatu materi.

Ada salah satu kebiasaan yang khas di perkuliahan farmasi, yakni rajin fotokopi diktat dan laporan praktikum kakak kelas untuk belajar. Saya pun termasuk salah satu mahasiswa yang pernah mengkopi beberapa diktat kakak kelas. 

Hal itu saya lakukan kalau kebetulan ada informasi berbeda yang tidak saya dapatkan dari dosen. Jadi untuk nambah-nambah informasi saja.

Baca juga: Peranan Mahasiswa Farmasi di Era Revolusi Industri 4.0

Rupanya, hal yang sama terjadi pada catatan kuliah saya, yakni difotokopi adik-adik kelas. Jadi ketika saya kembali ke kampus setelah empat tahun lulus (untuk melegalisir copy ijazah), saya melihat segerombolan mahasiswa yang sedang belajar untuk persiapan ujian. Dan alangkah takjubnya saya karena mereka semua memegang fotokopian catatan Anatomi & Fisiologi Manusia saya!

Semasa kuliah, memang biasanya teman-teman seangkatan (bahkan beberapa kakak kelas yang mengulang mata kuliah) meng-copy catatan saya. Namun tak disangka, copy catatan saya tersebut kini sudah diwariskan ke sejumlah angkatan di bawah saya. 

Jujur saya merasa sangat senang sudah bisa bermanfaat bagi adik-adik kelas.

Adakah dari pembaca sekalian yang kuliah di kampus yang sama dengan saya dan pernah menggunakan copy catatan saya untuk belajar? Ayo bayar, eh maksudnya ayo ngaku.

2. Sabar dan Pantang Menyerah

Menjadi seorang mahasiswa farmasi juga berarti harus sabar dan tidak mudah menyerah. Ada saatnya ketika kamu merasa waktu 7 x 24 jam tidak lagi cukup, terutama ketika ada deadline massal untuk laporan praktikum, tugas presentasi dan pre-test praktikum, datang bersamaan terus menerus tak ada habisnya. 

Di saat-saat seperti itulah kesabaran dan jiwa pejuangmu dibutuhkan.

Rutinitas kehidupan mahasiswa farmasi yang hanya terpusat pada siklus praktikum - laporan - presentasi - ujian, lambat laun akan membawamu pada satu momen dimana kamu merasa habis kesabaran dan ingin diam saja tanpa melakukan apa-apa. Dan ada kemungkinan juga kamu akan mengalami stres.

Ilustrasi: info.umkc.edu
Ilustrasi: info.umkc.edu
Well, menurut saya hal tersebut wajar saja terjadi. Setiap orang tentunya berbeda dalam menyikapi suatu masalah. Ada orang yang terlalu banyak berpikir sehingga persoalan kecil dianggap sebagai masalah besar sehingga mereka rentan terkena stres. Ada juga yang nggak pernah mikir sehingga masalah kecil bisa berubah menjadi besar.

Coba usahakan untuk mengenali sumber stres kita, misalnya tugas yang menumpuk, sedang melewati minggu ujian, praktikum yang padat dan lainnya. Dengan mengenali sumber stres kita, maka kita akan lebih mudah untuk mengantisipasinya.

Namun yang paling penting adalah bagaimana kita bisa selalu menemukan cara untuk kembali bersemangat. Misalnya beristirahat sejenak atau keluar dari rutinitas dan menjalankan hobi di akhir minggu, hingga sekadar menertawakan kesibukan diri sendiri atau membuat jokes ala farmasi bersama dengan teman yang lain.

3. Susun Strategi

Oke, mungkin tidak hanya mahasiswa farmasi yang harus punya strategi dalam menjalani perkuliahan. Tapi tetap saja hal ini harus diterapkan supaya kamu bisa lulus tepat waktu. 

Tentunya kamu tidak ingin kan, kalau kelulusanmu tertunda? Kelulusan yang tertunda hanya akan memperbesar biaya kuliah hingga menunda rencana masa depanmu seperti memulai karir atau bahkan menikah? Wew..

Berdasarkan pengalaman, saya menerapkan dua strategi perkuliahan yakni Sistem Cicilan dan Strategi 2-5-7 dalam perkuliahan saya dulu. Strategi apa pula itu? Macam formasi bola saja. Oke daripada penasaran, berikut penjelasannya.

Sistem "Cicilan"

Jadi yang namanya cicilan bukan cuma soal bayar kartu kredit tapi juga belajar. Bukan suatu hal yang baru kalau kebanyakan, sistem belajar mahasiswa berkonsep SKS (Sistem Kebut Semalam) atau ONS (One Night Study). Bukan One Night Service kayak layanan kurir online shop itu loh ya, apalagi One Night Stand (ups!).

Jujur saya juga pernah menerapkan sistem ini, namun dengan yakin saya katakan bahwa cara tersebut sangat tidak efektif dan tidak cocok diterapkan di perkuliahan farmasi. 

Baca juga: Lima Hal yang Harus Dimiliki Mahasiswa Farmasi untuk Bertahan (2)

Terjaga semalam suntuk dengan berbekal doping berupa energy drink atau bergelas-gelas kopi hitam kental, justru membuat kepala saya sakit, badan pegal, dan mata perih saat menjelang ujian, dan akibatnya saya jadi sulit konsentrasi.

Oleh sebab itu selama saya kuliah farmasi, sebisa mungkin saya menerapkan sistem belajar dengan cara mencicil. Klasik memang, tapi lebih efektif daripada ONS. Sistem cicilan ini tidak terbatas pada ujian saja, tetapi juga dalam menyusun laporan praktikum.

Saat mencicil belajar, biasanya tahap pertama saya hanya sekadar membaca untuk mengetahui topik apa yang harus saya pahami. Kemudian di lain waktu, saya meluangkan waktu untuk membaca dengan lebih intens dan memahami konsep dasarnya. 

Lalu di lain waktu lagi, saya mencoba menghafal sesuai dengan pemahaman saya sendiri. Jadi begitu waktu ujian sudah dekat, saya hanya tinggal skimming alias baca cepat.

Oh ya perlu diingat bahwa materi kuliah farmasi juga banyak hafalan. Jadi kalau kira-kira kemampuan hafalanmu agak kurang, cara ini cocok loh untuk diterapkan. Pokoknya tergantung kreativitas dan kenyamanan masing-masing dalam menghafal.

Untuk menyusun laporan praktikum juga bisa menerapkan metode cicilan ini. Caranya dengan menuliskan lebih dulu bagian awal laporan, jadi begitu praktikum selesai kita tinggal menulis bagian pengolahan data hingga kesimpulan. Tapi ini berlaku untuk penulisan laporan praktikum individu loh ya. 

Kalau laporan kelompok sih biasanya sudah ada pembagiannya masing-masing.

Nah, berhubung cerita saya masih panjang dan tentunya ada yang kepingin tahu seperti apa strategi 2-5-7 untuk mahasiswa farmasi ala saya? Baca tulisan saya selanjutnya ya!

To be continued...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun