Biasanya hanya mereka yang beragama Kristen Protestan dan Katolik yang melaksanakan Mangokkal Holi. Namun terlepas dari pemahaman masing-masing, pada dasarnya Mangokkal Holi dilakukan sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan perintah Allah yang kelima yakni menghormati orangtua dan leluhur.
Selain itu Mangokkal Holi juga merupakan simbol untuk mengangkat martabat keluarga yang melakukannya. Dan dengan demikian diharapkan keluarga yang melaksanakannya akan memperoleh banyak berkat.
Memang sih, kadang Tugu atau Tambak juga bisa mencerminkan status sosial keluarga karena biasanya semakin besar dan indah tugunya, biasanya reputasi keluarga tersebut dalam hal finansial juga baik. Tapi ini tidak mutlak loh ya..
Mempererat Tali Kekerabatan dan Pemersatu Seluruh Garis Keturunan
Saat upacara Mangokkal Holi diadakan, tentunya para kerabat dari berbagai daerah akan datang, sesuai dengan perannya masing-masing untuk memberikan restu dan menyaksikan prosesi.Â
Selain itu biasanya, pihak keluarga yang mengadakan Mangokkal Holi akan mengundang warga satu kampung dan menyediakan daging sembelihan untuk dimakan Bersama.
Hal ini tentunya akan mempererat tali silaturahmi dan kekerabatan antar anggota keluarga. Mungkin yang tadinya mereka tinggal berjauhan dan tidak saling mengenal, dalam acara tersebut mereka dipertemukan.
Sebagai contoh, ketika saya datang berziarah ke Tugu Ompung ini, saya jadi lebih akrab dengan keluarga sepupu Mama beserta anak-anaknya yang tinggal di luar pulau Jawa. Itu karena tulang belulang orangtua dan ompung mereka diletakkan di Tugu yang sama.Â
Tak ada rasa sedih saat kami berziarah, melainkan tawa dan canda. Kami bahkan bisa berdebat saat martarombo (menelusuri garis keturunan) berdasarkan nama yang ditulis di atas peti dan Tugu. Seru ya!