Orang Batak biasanya banyak yang pergi dari kampung halamannya untuk merantau. Di tanah perantauan mereka bekerja, menetap dan berkeluarga. Ketika akhirnya mereka meninggal, ada dua pilihan yaitu almarhum dikuburkan di tanah perantauan atau langsung dibawa (diterbangkan) ke tanah kelahirannya untuk dikuburkan.Â
Nah Mangokkal Holi biasanya akan diadakan bagi almarhum yang tidak dikuburkan di tanah kelahirannya. Selain itu, tradisi ini juga bertujuan untuk menyatukan jasad seseorang dengan jasad keluarganya yang telah lebih dulu pergi.
Setelah dibersihkan, kerangka akan dimasukkan ke dalam kotak atau peti berukuran kecil yang biasanya terbuat dari kayu atau aluminium. Kotak atau peti tersebut kemudian diberi nama dan ditempatkan di dalam tugu.Â
Kalau diperhatikan setiap tugu biasanya ada pintu kecil dan di dalamnya dibuat rongga atau ruangan yang dinding dan lantainya telah disemen.
Jangan membayangkan satu tugu digunakan untuk menyimpan satu kotak aluminium. Biasanya pihak keluarga sudah menentukan berapa garis keturunan yang tulang-belulangnya bisa disimpan di dalam tugu tersebut.
Sebagai contoh, tulang-belulang ompung (kakek-nenek) sayalah yang terakhir bisa dimasukkan ke dalam tugu yang saya kunjungi ini.
Bagi beberapa orang,tradisi Mangokkal Holi dianggap tidak sepantasnya dilakukan karena alasan etika. Tapi bagi yang meyakini dan menerimanya, Mangokkal Holi dan pembangunan Tambak justru dianggap memiliki makna yang cukup mendalam, antara lain:
Menghormati Orangtua, Mengangkat Martabat Keluarga, dan Memperoleh Berkat
Boleh dibilang, mayoritas suku Batak berkeyakinan Kristen/Nasrani. Namun tidak semua yang melaksanakan tradisi Mangokkal Holi, karena alasan keyakinan dan pemahaman pribadi.Â