Kalau wanita tidak diperbolehkan memperoleh pendidikan yang cukup dan sesuai dengan kemampuannya, bagaimana dia bisa melatih mental, kekuatan dan ketangguhan saat menemui masalah dan menjalankan tugasnya yang berat itu?
Jadi please, jangan pernah meremehkan peran ibu rumah tangga dengan mendiskreditkan mereka yang sekolah tinggi-tinggi namun memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, karena peran tersebut tidak semudah yang dibayangkan.
Tentunya setiap wanita memiliki hak dalam menentukan prioritas ketika menjalani hidupnya. Namun jika memungkinkan, kita para wanita jangan pernah ragu untuk sekolah setinggi mungkin, meskipun kelak hanya menjadi ibu rumah tangga.
Mengurus kebutuhan rumah tangga itu pilihan yang mulia, tapi fokus terhadap karir juga bukan suatu hal yang mutlak.
Jadi jangan sampai ada lagi orang yang punya pemikiran, "Udah capek-capek kuliah, kok malah jadi ibu rumah tangga? Tahu gitu ngapain sekolah tinggi-tinggi? Ngabisin biaya aja." Tak selepet pakai centong nasi nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H