Oleh sebab itu mereka juga memerlukan pendidikan dan keterampilan yang memadai, wawasan yang luas, perilaku yang bijak, sense of responsibility yang kuat, dan lain sebagainya.
Dan yang namanya suami-istri, pastinya harus saling melengkapi dan mengimbangi bukan? Bagaimana jadinya bila istri tidak bisa mengimbangi suami (dalam hal intelektual maupun spiritual) hanya karena dia tidak mendapat pendidikan yang cukup?.
Bagaimanapun, ada kalanya seorang suami memerlukan lawan bicara yang bisa mengimbangi dirinya untuk bertukar pikiran.
Nah jika seorang istri memiliki wawasan yang luas, tentunya suami akan betah bercengkrama, bercerita dan bertukar pikiran tentang apapun dengan istrinya bukan?
Banyak yang bilang, istri adalah mahkota suami. Jika istri memiliki kualitas, maka kualitas suami juga akan meningkat.
Karena kebetulan saya berdarah suku Batak, saya sering mendengar nasihat para tetua bahwa peran istri sangat menentukan reputasi suami dan keluarganya.
Sejelek-jeleknya perilaku suami, kalau istrinya baik maka keluarga tetap akan bertahan meski banyak badai yang dilalui.
Tapi sebaik-baiknya seorang suami, kalau istrinya berperilaku buruk, maka keluarganya lambat laun akan terpuruk. Entah benar atau tidak.
2. Mendidik anak-anak
Mendidik anak-anak (apalagi anak zaman sekarang) bukan hal yang mudah. Ada begitu banyak pengaruh eksternal, yang jika keliru diikuti, bisa saja memberi pengaruh buruk pada anak-anak.
Seorang ibu rumah tangga pastinya memiliki peran yang sangat besar dalam proses tumbuh kembang anak, karena mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan anaknya di rumah jika suaminya bekerja.
Apa jadinya jika seorang ibu tidak bisa mengajari anaknya bersikap yang baik, budi pekerti, tata krama dan sopan santun? Bagaimana seorang ibu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan (yang kadang-kadang ajaib) dengan baik dan dengan bahasa yang sesuai dengan usia anaknya?