Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikah Dulu atau Karier Dulu?

27 September 2019   17:54 Diperbarui: 29 September 2019   03:53 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: yellowpages.ca

Mereka yang memilih untuk fokus dengan studi dan/atau berkarir lebih dulu, umumnya akan lebih siap secara mental dan finansial dalam mengemban tanggung jawab setelah menikah nanti. Tapi dengan catatan mereka tidak menjalani masa muda mereka dengan hedon loh ya. 

Kalau semasa muda terus-terusan menjalani gaya hidup di luar kemampuan ekonomi tanpa memikirkan investasi atau persiapan untuk masa depan, ya sama saja bohong.

Ilustrasi: yellowpages.ca
Ilustrasi: yellowpages.ca
Biasanya, di masa-masa awal kita bekerja dan bisa menghasilkan uang sendiri, pastilah senangnya bukan main karena bisa membeli apapun sesuka hati. 

Namun sejak saya mulai bekerja, mama saya selalu mengingatkan untuk tidak menghambur-hamburkan uang, melainkan ditabung untuk masa depan. Dan untungnya saya selalu nurut.

Selain itu, pengalaman menemui berbagai macam masalah dalam pekerjaan, bagaimana cara mencari solusinya, hingga bertemu dengan banyak orang yang memiliki beragam kepribadian dan pemikiran, lambat laun akan membentuk karakter seseorang lebih matang dan berpandangan luas dalam menjalani hidup. 

Hal ini akan membuktikan bahwa kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dari usia, melainkan dari cara dia berpikir, berbicara, bersikap dan menyelesaikan masalah.

Sisi negatifnya, mereka yang sedang berusaha mengejar karir di masa mudanya biasanya berisiko memiliki relasi yang kurang akrab dengan keluarga. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Tapi jika pintar mengatur waktu, saya yakin quality time dengan keluarga tidak akan terganggu.

Selain itu mereka yang fokus dengan berkarir lebih dulu, berisiko memiliki standar pasangan yang terlalu tinggi dan membuat mereka auto-picky alias pemilih. 

Keadaan ekonomi, pengalaman buruk berelasi dengan pria, atau karena telah menyaksikan kehidupan rumah tangga orang lain yang buruk, membuat mereka "menaikkan" kriteria dalam mencari pasangan demi mencegah hal yang sama terjadi pada mereka. Saking pemilihnya, mereka tidak sadar usia semakin bertambah.

Memang tidak ada batas waktu yang baku untuk menilai seseorang terlambat menikah. Tapi perlu diingat bahwa semakin bertambah usia, kesehatan semakin berisiko menurun. Terutama wanita, yang memiliki risiko tinggi jika mengalami kehamilan di usia 40 tahun ke atas.

Jadi intinya yang mana dulu dong, menikah dulu atau karir dulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun