Kalau sedang rajin, biasanya saya ke tempat ini saat akhir minggu di pagi hari untuk berbelanja di pasar. Warna-warni sayuran dan buah-buahan, serta hiruk pikuk pedagang yang menjajakan dagangannya sangat menggoda saya untuk melihat-lihat, dan pada akhirnya berujung pada memborong bahan-bahan makanan untuk stok di kulkas. Masaknya kapan, urusan belakangan. Hihihi
Vihara Pertama dan Tertua di Bogor
Setiap kali belanja itu pula, saya melewati Vihara Dhanagun karena letaknya memang persis setelah Lawang Suryakencana di sebelah kiri.Â
Dan karena saya termasuk orang yang hobi melihat tempat-tempat yang berhubungan dan budaya saat pergi ke suatu tempat, saya pun akhirnya menyempatkan diri untuk mengunjungi vihara ini secara khusus.
Vihara Dhanagun yang dikenal juga dengan Klenteng Hok Tek Bio ini terletak di Jalan Suryakencana No. 1. Terlepas dari perbedaan keyakinan saya, keinginan saya mengunjungi vihara ini murni karena sejarah yang ada di baliknya.Â
Vihara yang konon sudah berusia 300-an tahun ini menjadi saksi sejarah kota Bogor. Vihara ini bahkan sempat "seakan menghilang" selama pemerintahan orde baru, dimana pada masa itu kegiatan masyarakat etnis Tionghoa dibatasi.
Setelah rezim orde baru tumbang (terutama di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid), keadaan masyarakat etnis Tionghoa pun mulai membaik. Kegiatan keagamaan di vihara ini kembali menggeliat.
Hingga saat ini, Klenteng Hok Tek Bio menjadi pusat kegiatan keagamaan dari 3 kepercayaan yakni Taoisme, Konfusianisme (Konghucu), dan Buddha. Selain itu tempat ini juga telah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor sebagai cagar budaya.Â
Jadi, jika kamu sedang jalan-jalan ke Bogor dan wisata kuliner di Jalan Suryakencana, tidak ada salahnya untuk mampir sebentar ke tempat bersejarah ini.
Di sisi bagian dalam juga terdapat area untuk mendoakan orang-orang yang sudah meninggal.Â
Spot menarik lainnya adalah dinding yang dihiasi relief "Journey to the West" alias Sun Go Kong dan kawan-kawan yang dicat dengan warna-warna menarik. Saya jadi teringat saat mengunjungi Chin Swee Cave Temple di Genting, Malaysia. Baca artikelnya di sini.