Produk yang kemasannya harus buka-tutup untuk penggunaannya tentunya terpapar udara luar sehingga berisiko terkena jamur/bakteri. Uji ini dilakukan untuk mengamati ada/tidaknya pertumbuhan jamur/bakteri selama periode PaO.Â
Caranya kurang lebih dengan mengambil sample produk dalam jumlah kecil kemudian dimasukkan atau dioleskan ke media agar lalu media tersebut diinkubasi selama waktu tertentu. Pertumbuhan mikroba akan terlihat dengan adanya perubahan warna atau kekeruhan pada media agar.
Pengujian Kadar Pengawet
Dalam kadar tertentu bahan pengawet sangat dibutuhkan untuk mencegah produk dicemari oleh mikroba. Dan tentunya pengawet yang digunakan harus termasuk kategori yang diizinkan untuk produk kosmetik misalnya Benzalkonium Chloride, Sodium Benzoate, Benzyl Alcohol, Butylparaben, Chlorobutanol, Hexetidine dan lainnya.
Tipe Kemasan
Seperti yang sudah saya singgung tadi, tipe kemasan sangat mempengaruhi kestabilan suatu produk. Jika suatu produk mudah rusak akibat sinar matahari langsung, makan produk tersebut baiknya disimpan dalam wadah kaca yang tidak transparan. Pun bila suatu produk yang kemasan aslinya berukuran besar, tapi kemudian dipindahkan ke wadah lain yang lebih kecil, belum tentu kestabilannya masih sama. Oleh sebab itu tipe kemasan dan cara penyimpanan sangat mempengaruhi kualitas produk kosmetik.
Kebiasaan Konsumen
Terkait faktor kebiasaan konsumen, tentunya kembali lagi ke masing-masing individu. Pada kemasan suatu produk kosmetik tentunya sudah tertera bagaimana cara penggunaannya hingga cara penyimpanannya.Â
Jika semua instruksi tersebut diikuti, tentunya kita bisa menggunakan produk hingga habis tanpa menurun kualitasnya. Oleh sebab itu biasakan membaca label kemasan sebelum membeli dan menggunakannya.
Lalu apakah ada risiko jika menggunakan produk yang masa PaO-nya sudah berakhir seperti teman saya tadi?Â
Biasanya jika memang kualitas kosmetik tersebut bagus dan datang dari produsen yang terjamin, agak jarang timbul keluhan. Apalagi produk kosmetik biasanya diaplikasikan secara topikal (di permukaan kulit) dan hanya untuk menunjang penampilan luar. Berbeda dengan obat yang kontak langsung dengan organ dalam tubuh. Meski begitu risiko alergi akan tetap ada, apalagi jika konsumennya memiliki sensitivitas kulit yang tinggi.