Alasannya, turis Indonesia selalu membeli barang dalam jumlah banyak untuk dijadikan oleh-oleh. Untuk orang tua, adik, kakak, keponakan, sepupu, kakek-nenek, teman, om-tante, tetangga, rekan kantor dan sebagainya!
Jadi, biasanya, kalau turis Indonesia berangkat ke suatu tempat dengan membawa satu koper, saat pulang kopernya pasti beranak-cucu.
Tapi apakah semua orang punya kebiasaan membawa oleh-oleh sebanyak itu? TIDAK! Termasuk saya.
Bahkan di antara rekan-rekan saya di kantor, setiap kali ada dinas ke luar kota maupun ke luar negeri, saya adalah salah satu orang yang kopernya tidak pernah bertambah ketika kembali ke Jakarta.
Ya, karena saya memang tidak terlalu suka membeli banyak barang untuk dijadikan oleh-oleh.
Dan karena itu pula, saya kurang suka kalau ada orang yang seenaknya meminta saya membawakan oleh-oleh.
Jadi untuk Kompasianer yang kebetulan hobi minta oleh-oleh dari orang yang akan traveling, coba mulai dikurangi kebiasaan itu. Mengapa?
Dana terbatas
Coba perhatikan orang yang kamu targetkan untuk dimintai oleh-oleh. Apakah dia orang yang memiliki keuangan yang terbatas atau tidak?
Perhatikan juga kira-kira gaya bepergiannya seperti apa? Kalau dia termasuk orang yang memiliki keuangan yang lumayan dan bepergian dengan maskapai level atas serta menginap di hotel berbintang, boleh-boleh sajalah dimintai oleh-oleh.
Tapi kalau dia traveling-nya saja ala backpacker, menginap di losmen bahkan penginapan kapsul dan menggunakan maskapai budget, kayaknya perlu dipikir-pikir deh kalau mau dimintai oleh-oleh. Mungkin saja dananya terbatas. Belum lagi ada biaya makan dan transportasi di sana yang harus mereka perhitungkan.