Penderita PAH biasanya tidak menyadari gejala di awal, namun dapat dicurigai jika muncul gejala seperti bernafas pendek-pendek terutama saat beraktivitas, nyeri dada, kelelahan, bengkak pada kaki/pergelangan kaki hingga pingsan.Â
Akibatnya aktivitas fisik penderita menjadi terbatas. Jika gejala-gejala ini terus muncul, ada baiknya diperiksakan ke dokter untuk diagnosis lebih tepat misalnya dengan Echocardiogram, CT Scan, Electrocardiogram, X-ray dan Tes Latihan Fisik.
Mekanisme Sildenafil pada PAH
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya di atas, Sildenafil meskipun dikenal sebagai obat Disfungsi Ereksi, pada dosis lebih rendah (20 mg) memiliki fungsi yang berbeda.
Sildenafil termasuk dalam kelas terapi PDE-5 Inhibitors (Penghambat Phosphodiesterase-5/PDE-5). PDE-5 adalah senyawa yang diproduksi di paru-paru dan bagian tubuh lain yang bertugas untuk memecah senyawa Cyclic Guanosine Monophosphate (GMP).Â
Padahal GMP ini dapat membuat pembuluh darah berelaksasi/memperlebar (vasodilatasi).
Jadi Sildenafil bekerja dengan menghambat efek PDE-5 sehingga GMP dapat bekerja dengan baik dalam pelebaran pembuluh darah, sehingga akan menurunkan tekanan darah paru dan aliran darah ke paru-paru semakin lancar, sehingga pertukaran CO2 menjadi O2 dalam darah juga menjadi lancar.
Dosis dan Efek Samping
Untuk pengobatan Hipertensi Paru, biasanya dosis yang digunakan adalah tiga kali sehari satu tablet Sildenafil 20 mg, namun kembali lagi sesuai pada petunjuk dokter. Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat pemakaian Sildenafil biasanya ringan misalnya, sakit kepala, mimisan, dispepsia (rasa tidak nyaman pada saluran cerna), insomnia dan lainnya.
 Jika Anda menggunakan Sildenafil dalam pengobatan paru, jangan malu untuk bertanya pada dokter atau apoteker tentang hal-hal yang perlu diketahui seperti cara penggunaan, interaksi obat (makanan/minuman/obat) yang tidak boleh digunakan secara bersamaan, cara penyimpanan dan sebagainya. Jadi, jangan bingung lagi seperti rekan saya tadi ya!
Referensi: