Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mitos dan Fakta Kopi Mencegah Kejang Demam pada Anak

10 September 2018   09:00 Diperbarui: 10 September 2018   15:07 5238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thecoffeetable.grandeguerremeuse.org

Kejang Komplex (Complex Seizure), ditandai dengan durasi kejang yang cukup lama (lebih dari 15 menit), kejang berulang pada demam yang sama selama 24 jam berikutnya, sehingga berpotensi menyebabkan adanya kerusakan sel saraf.       

Efek Kopi pada Orang Dewasa dan Anak

Seperti yang telah kita ketahui, kandungan terbesar senyawa yang ada pada kopi adalah kafein. Jangan membayangkan kafein hanya ada pada minuman-minuman tertentu seperti kopi atau teh. 

Sebagai informasi, kafein adalah senyawa kimia dengan kelas terapi stimulan yang berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Pada dosis tertentu, kafein digunakan untuk mengatasi kantuk, kelelahan, gagal nafas termasuk henti nafas pada bayi baru lahir (neonatal apnea). 

Efek samping yang biasanya muncul akibat mengkonsumsi kopi (terutama bagi yang tidak biasa) misalnya, percepatan denyut jantung (takikardi), insomnia, peningkatan rasa cemas, sering buang air kecil (diuresis), tremor, mula-muntah hingga diare.

Jadi logikanya begini, jika pada orang dewasa yang tidak terbiasa minum kopi saja bisa mengalami efek samping seperti di atas, apalagi pada balita yang notabene saluran cerna dan organ-organ dalam tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna, meskipun kopi yang diberikan hanya sekitar satu atau dua sendok. 

Pemberian kopi pada balita justru meningkatkan resiko aritmia (ketidakteraturan denyut jantung). Selain itu, kafein dosis rendah juga berpotensi menyebabkan anak gelisah, sulit tidur, sakit perut, dehidrasi (karena sering buang air kecil), hingga diare.

Sedapat mungkin saya berusaha untuk mencari referensi terkait hubungan antara kopi dengan kemampuannya mencegah kejang demampada anak, namun nyatanya hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang bisa menguatkan hipotesis ini. Oleh sebab itu pemberian kopi (meskipun dalam jumlah yang kecil) pada balita tidak direkomendasikan. 

Begitu juga dengan pemberian obat antiepilepsi (anti kejang) maupun antipiretik (penurun demam) secara berkelanjutan untuk mencegah timbulnya kejang demam.

Lalu bagaimana cara mencegah supaya kejang demam tidak terjadi? Kalau yang dimaksud adalah pencegahan untuk jangka panjang memang tidak ada. Tapi bila anak demam, usahakan supaya suhu tubuhnya tidak semakin tinggi misalnya dengan memberikan obat penurun panas dan mengompres, serta yang paling penting jangan panik. Namun bila suhunya tidak juga turun, sebaiknya dibawa ke dokter untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun