Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Sleep Paralysis", Mitos dan Fakta

14 Agustus 2018   14:29 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:20 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bowen-therapy.co

Jadi ceritanya semalam ketika saya tertidur tapi kemudian tiba-tiba terbangun dan sadar, namun tidak bisa membuka mata apalagi bergerak. Lalu samar-samar saya melihat bayangan hitam besar di atas saya. Sampai mau nangis saya rasanya saking ketakutan, karena saya bahkan tidak bisa bicara apalagi berteriak. 

Dan begitu saya bisa membuka mata, jantung saya berdebar-debar sehingga saya jadi takut untuk tidur lagi meski mata masih luar biasa mengantuk. Sambil mengawasi sekeliling kamar saya yang gelap gulita, saya berusaha untuk kembali tertidur karena rupanya pagi masih lama tiba.

Pernah mengalami kejadian serupa saya? Mungkin ada yang pernah tapi mungkin juga ada yang tidak. Sayangnya, saya hampir selalu mengalami hal ini ketika saya tidur dalam posisi telentang (seperti malam tadi). 

Pertama kali saya mengalami hal ini adalah ketika saya tidur sendirian di ruang BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) kampus. Padahal masih siang bolong, tapi saya merasa ketakutan setengah mati. 

Setelah saat itu, saya lumayan sering mengalami kejadian serupa terutama ketika tidur dalam posisi telentang. Alhasil hingga saat ini, saya tidak pernah lagi tidur dengan posisi tersebut (kecuali lupa seperti malam tadi). Akibatnya kadang saya terbangun dengan rasa pegal di lengan karena tidur miring sepanjang malam. Kasiaaann deh lo!

Dulu, saya mengenal fenomena ini dengan istilah 'tindihan' (night hag/old hag). Itu juga kata orang-orang. Jadi ceritanya pada saat 'tindihan' itu terjadi, ada hantu yang duduk di atas kita saat kita tertidur, sehingga kita merasa sesak nafas, tidak bisa bergerak, bangun, maupun berteriak minta tolong, meski kita dalam keadaan sadar penuh. 

Saat itu pula biasanya kita akan melihat hantu atau bayangan gelap atau alien di sekitar kita. Saya bahkan pernah melihat kuntilanak di sudut kamar saya sedang berjalan ke arah saya dengan gaya berjalan patah-patah ala film Conjuring! Super horor kan?

Legenda Fenomena "Tindihan"

Di beberapa negara, fenomena 'tindihan' ini juga ternyata dikenal dengan ciri yang hampir serupa meski namanya beda-beda. Misalnya:

Brazil (Pisadeira)

Ferreira (1986) dan Houaiss & Villar (2009) mendefinisikan Pisadeira sebagai nenek tua dengan kuku yang sangat panjang, yang bersembunyi di atap pada malam hari untuk menginjak dada orang yang tertidur.

Skandinavia (Mara)

Mara adalah makhluk halus wanita (succubus) yang dikutuk menyerupai kuda betina yang menduduki tulang rusuk penduduk desa saat mereka tertidur, sehingga mereka mengalami mimpi buruk.

Ilustrasi Lukisan Cat Minyak | miriamrune.co.uk
Ilustrasi Lukisan Cat Minyak | miriamrune.co.uk
Turki (Karabasan)

Karabasan bisa diartikan sebagai 'penyerang gelap' dan dipercaya berupa makhluk halus yang menekan dada seseorang saat tertidur untuk mencuri nafas mereka.

Korea (Gawi Nulim)

Gawi Nulim berarti "ditekan ke bawah oleh sesuatu yang menakutkan dalam mimpi". Dan biasanya momen ini diasosiasikan dengan kepercayaan bahwa adanya makhluk halus yang melayang di atas seseorang dan menekan dada mereka.

Nigeria (Ogun Oru)

Ogun Oru bisa diartikan sebagai 'peperangan nokturnal' yang secara budaya dikaitkan dengan masuknya iblis dalam tubuh manusia selama mereka bermimpi.

Dan masih ada banyak lagi istilah lainnya, meski intinya sama yakni melibatkan makhluk halus yang menekan tubuh seseorang saat tertidur sehingga oran tersebut tidak bisa bernafas maupun bergerak.

Sleep Paralysis

Jadi apakah ada penjelasan ilmiah untuk fenomena ini? Tentu ada. Dalam istilah ilmiah, 'tindihan' disebut juga dengan Sleep Paralysis (Kelumpuhan Tidur). Sleep Paralysis adalah perasaan sadar saat tidur, namun tidak bisa bergerak. Sleep Paralysis ini terjadi akibat terganggunya siklus REM (Rapid Eye Movement) saat kita berada pada fase tidur dan sadar.

Ada beberapa fase tidur yang dilalui oleh seseorang ketika tidur sebelum mencapai fase REM. Mulai dari Fase 1 (Tidur Paling Ringan), Fase 2 (Tidur Ringan/Light Sleep) dan Fase 3-4 (Tidur Dalam/Deep Sleep). Keempat fase ini dikelompokkan secara garis besar sebagai fase NREM (Non-Rapid Eye Movement).

Fase REM akan terjadi setelah melewati satu siklus pertama setelah Fase Tidur Dalam (kira-kira 90 menit) yang kemudian akan berulang kembali. Pada fase REM ini, orang biasanya akan bermimpi karena otak sangat aktif meski otot-otot tubuh sudah lumpuh.

Siklus Tidur (Sumber: catalystathletics.com)
Siklus Tidur (Sumber: catalystathletics.com)
Pada kasus Sleep Paralysis, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur dengan semestinya seperti urutan di atas, melainkan dari keadaan sadar, lalu ke Fase 1, kemudian lompat ke Fase REM. Oleh sebab itu ketika seseorang tiba-tiba terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, saat itulah terjadilah kelumpuhan, dimana seseorang merasa sadar namun tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

Sleep Paralysis bisa terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit. Dan pada saat ini pula seseorang biasanya mengalami halusinasi hipnagogik (halusianasi yang muncul pada saat seseorang jatuh tertidur), dimana mereka merasa melihat hal-hal yang menyeramkan.

Sebenarnya tidak ada penjelasan pasti mengapa 'penglihatan' yang muncul selalu menyeramkan ketika Sleep Paralysis terjadi. Tapi hal ini dikaitkan dengan budaya orang itu sendiri. Jika mereka mempercayai hal-hal supranatural, maka peluang melihat hal-hal supranatural pun semakin besar. Namun jika orang tersebut memiliki pandangan yang sangat ilmiah, biasanya mereka hanya melihat bayangan orang atau orang yang mencurigakan.

Sleep Paralysis sebenarnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan sepanjang hanya terjadi sesekali, namun biasanya hal ini akan terasa mengganggu dan membuat kita merasa cemas untuk tidur kembali.

Penyebab dan Pencegahan Sleep Paralysis

Biasanya seseorang mengalami Sleep Paralysis  ketika mereka kurang tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur, terlalu banyak pikiran sebelum tidur, atau jetlag. Menurut para ahli, bahkan ada korelasi antara posisi tidur yang telentang dengan Sleep Paralysis, seperti yang saya alami.

Namun tidak perlu khawatir, Sleep Paralysis dapat dikurangi dengan beberapa cara misalnya:

- Membuat pola tidur yang teratur dan cukup tidur.

- Menciptakan suasana yang nyaman untuk tidur (misalnya mengurangi cahaya ruangan, mendengarkan musik klasik/menciptakan suasana tenang, mengatur pendingin ruangan dengan suhu yang pas, dan sebagainya).

- Menghindari posisi tidur telentang.

- Menghindari makanan berat, rokok, dan kafein sebelum tidur.

- Mengurangi tidur siang.

Semoga nanti malam bisa tidur nyenyak yaa!

Referensi:

Webmd; NHS; Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun