Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Summer in Seoul", Cerita dari Pulau Nami dan Petite France

20 Juli 2018   10:00 Diperbarui: 21 Juli 2018   19:10 3302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Loket Ferry menuju Pulau Nami (Dokpri)
Loket Ferry menuju Pulau Nami (Dokpri)
Satu hal yang unik dalam cara mempromosikan pariwisata Pulau Nami adalah konsep namanya. Begitu sampai di pintu masuk dermaga penyeberangan ferry, kita akan melihat tulisan "Welcome to Naminara Republic" di sekitar loket penjualan tiket ferry. Kemudian ada bagian "imigrasi"-nya juga. Awalnya saya agak bingung dengan sebutan itu karena setahu saya Pulau Nami bukan suatu negara yang berdiri sendiri melainkan termasuk dalam wilayah negara Korea Selatan. Tapi akhirnya saya tahu bahwa konsep nama tersebut memang digunakan hanya untuk kepentingan pariwisata. Buat seru-seruan saja rupanya. Hahaha ....

Kapal ferry yang akan mengangkut penumpang (Dokpri)
Kapal ferry yang akan mengangkut penumpang (Dokpri)
Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk menyeberang ke Pulau Nami yaitu dengan menggunakan ferry, speed boat, atau Zip Wire/Zipline (dengan menggunakan kabel dari menara) yang pastinya memberikan pengalaman unik bagi pengunjung. Berhubung saya perginya bersama rombongan, maka ferry adalah transportasi yang paling cocok.

Pulau berbentuk setengah bulan yang memiliki luas sekitar 553.000 meter persegi ini terbentuk setelah pembangunan Bendungan Cheongpyeong pada tahun 1940-an. Nama "Nami" diberikan sebagai bentuk penghormatan kepada Jenderal Nami yang dituduh sebagai pengkhianat negara pada masa pemerintahan raja ketujuh Dinasti Joseon, yakni Raja Sejo. Setelah dibunuh, mayatnya dibuang ke pulau terpencil. 

Namun pada masa pemerintahan Raja Yejong, namanya kembali dipulihkan sebagai pahlawan bangsa dan pulau tempat pembuangan mayat jenderal tersebut diberi nama Pulau Nami. Sebuah makam untuk menghormati Jenderal Nami pun dibangun di pulau ini, meski lokasi persis mayatnya tidak pernah ditemukan. Di kalangan masyarakat setempat dipercaya bahwa jika kita membawa pulang batu dari makam tersebut, akan membawa keberuntungan dalam membuka usaha. Entah benar atau tidak.

Makam Jenderal Nami (Dokpri)
Makam Jenderal Nami (Dokpri)
Daya tarik Pulau Nami ini sendiri sebenarnya lebih ke wisata alamnya terutama pepohonan yang ditanam berbaris (tree line road) membentuk jalur jalan kaki yang sangat cantik untuk dijadikan sebagai latar berfoto. Jenis pohon yang ditanam sendiri bermacam-macam, mulai dari Pohon Pinus Korea, Pohon Kastanye, Pohon Ginkgo, Pohon Poplar, dan lainnya. 

Selama musim panas, Pulau Nami akan terlihat sangat hijau karena suburnya tanaman yang tumbuh di sana. Pengunjung bisa menikmati sejuknya udara sambil berjalan kaki, bersepeda maupun hanya sekadar duduk-duduk. Karena lokasinya juga tidak terlalu jauh dari Seoul (apalagi jalanan di Korea jarang macet seperti di Jakarta), maka setiap akhir pekan banyak pengunjung (baik rombongan keluarga, murid sekolah, maupun yang lagi pacaran) yang piknik ke Pulau Nami.

Tree Line Road (Dokpri)
Tree Line Road (Dokpri)
Selain menikmati hijaunya pepohonan, pengunjung juga bisa berfoto karena ada banyak spot yang instagramable selain tree line road. Satu spot yang paling banyak dicari adalah patung aktor dan aktris Winter Sonata yaitu Bae Yong Joon dan Choi Ji Woo. Ibarat kata, belum sah ke Pulau Nami kalau belum foto dengan patung Winter Sonata tersebut. Usai jalan-jalan, jangan lupa mampir di 'warung' bakpao di sekitar jalur masuk utama pulau. Bakpao rasa kacang merahnya super enak dan murah, tapi sayang kurang besar! Hehehe..
Patung boneka salju di jalan masuk utama (Dokpri)
Patung boneka salju di jalan masuk utama (Dokpri)
Sebenarnya ada dua tempat wisata lain yang letaknya berdekatan dengan Pulau Nami yaitu The Garden of Morning Calm dan Mount Seorak. Tapi lagi-lagi karena waktu terbatas dan ikut dengan "rombongan tengkulak", saya harus puas dengan kedua tempat tersebut. Jadi dalam kunjungan saya berikutnya di musim gugur (yang entah kapan), saya akan kembali lagi ke Pulau Nami dan tempat-tempat lain yang belum saya kunjungi. Annyeong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun