Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sepenggal Sejarah Hindia Belanda di Ereveld Ancol

20 Maret 2018   07:00 Diperbarui: 20 Maret 2018   20:36 6442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendopo tempat pengunjung beristirahat dan mengisi buku tamu (Dokpri)

Sementara itu, pada bagian bawahnya terdapat sebuah lempengan yang bertuliskan "ter eerbiedige nagedachtenis aan de vele ongennoemden die hun leven offerden en niet rusten op de erevelden" yang berarti "dengan penuh hormat dari banyak orang yang tidak disebutkan namanya yang mengorbankan nyawa mereka dan tidak beristirahat di ladang kehormatan".

Algeement Monument (Dokpri)
Algeement Monument (Dokpri)
Korban perang yang diketahui identitasnya, namanya akan ditulis pada nisan. Sementara korban yang tidak teridentifikasi, pada nisannya hanya tertulis "geexecuteerde" (dieksekusi) atau disertai nama lokasi penemuan tulang-belulangnya (jika bisa diketahui). Namun satu hal yang menarik adalah, bentuk nisan yang berbeda ternyata mewakili identitas keyakinan korban. 

Ada lima jenis bentuk nisan berbeda untuk korban pria Kristen, wanita Kristen, Muslim, Buddha, dan Yahudi. Sementara itu, nisan untuk makam massal juga berbeda. Nisan-nisan ini awalnya terbuat dari kayu jati, namun belakangan nisan-nisan tersebut diganti dengan beton supaya tahan dengan cuaca pesisir yang lembab dan asin.

Perbedaan bentuk nisan (Dokpri)
Perbedaan bentuk nisan (Dokpri)
Makam Kehormatan Belanda berada dibawah pengurusan Oorlogsgravenstichting (Yayasan Makam Kehormatan Belanda) yang berpusat di Den Haag, karena Makam Kehormatan Belanda di Indonesia tidak selalu memperoleh perhatian khusus layaknya di Eropa. Dengan dirawatnya Ereveld ini, diharapkan kisah para korban dapat tetap dikenang terutama oleh para keluarga korban dan penggalan sejarah mereka mendapatkan pengakuan yang selayaknya.

Sebelumnya ada 22 Ereveld yang tersebar di seluruh Indonesia yang dibangun dalam rentang tahun 1946 -- 1950 oleh Dinas Pemakaman Tentara milik Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Kemudian atas permohonan Pemerintah Indonesia, ke-22 Makam Kehormatan Belanda dikumpulkan di Pulau Jawa. Saat ini ada 7 Makam Kehormatan Belanda tempat hampir 25,000 korban perang dimakamkan, baik dari kalangan militer maupun sipil. Ketujuh Ereveld itu adalah Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Pandu dan Ereveld Leuwigajah di Bandung, Ereveld Kalibanteng dan Ereveld Candi di Semarang, serta Ereveld Kembang Kuning di Surabaya.

Ada sekitar 2,000 korban perang yang dimakamkan disini (Dokpri)
Ada sekitar 2,000 korban perang yang dimakamkan disini (Dokpri)
Lalu, bagaimana kesan saya setelah berkunjung ke pemakaman ini? Jauh dari kesan horor apalagi angker, Ereveld Ancol tertata sangat rapi, bersih, indah dan tenang (ya iyalah, kuburan). Benar-benar terawat. Bahkan tinggi rumputnya pun sama! Meski diterpa cuaca panas khas pantai, rerumputan tetap tumbuh subur berwarna hijau. Pepohonan di sekitar taman pun sangat terawat. 

Sukar dipercaya bahwa kompleks Ereveld ini pernah beberapa kali kebanjiran akibat rembesan air laut. Maklum, kompleks Ereveld ini berada pada titik terendah dari seluruh kompleks Ancol dan tanggul saat itu hanya berupa tanah, batu dan tembok beton. Akibatnya rumput dan nisan pun menjadi rusak.

Tanggul standar Belanda dibangun pada sebelah kiri taman ini (Dokpri)
Tanggul standar Belanda dibangun pada sebelah kiri taman ini (Dokpri)
Akhirnya pada tahun 2007, sebuah tanggul dengan standar teknologi Belanda dibangun di sekeliling kompleks. Kabarnya tanggul ini sanggup menahan banjir paling sedikit selama 30 tahun ke depan. Tanggul ini diberi nama "Stenen Kustdijk" dan diresmikan bersamaan dengan pembukaan ulang Ereveld Ancol pada tanggal 25 Februari 2010 oleh Mr. R.S. Croll, presiden Oorlogsgravenstichting.

Pendopo tempat pengunjung beristirahat dan mengisi buku tamu (Dokpri)
Pendopo tempat pengunjung beristirahat dan mengisi buku tamu (Dokpri)
So, para pembacaku yang budiman (cieileehh), kalau sedang liburan ke Ancol, jangan main melulu yang dicari. Sempatkan berkunjung ke Ereveld Ancol untuk melihat sepenggal sejarah peninggalan zaman perang dulu. Selain untuk peziarah, Ereveld Ancol juga terbuka untuk umum mulai pukul 7.00 -- 17.00 dan pengunjung tidak dikenakan biaya, alias gratis! Tapi paling tidak jangan lupa mengisi buku tamu dan memberi tip bagi penjaganya yah. Dia akan menjelaskan dan menjawab semua pertanyaanmu tentang sejarah Ereveld Ancol. Vaarwel!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun