Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha, Thailand telah mencanangkan diri sebagai "Halal Kitchen in The World". Â Industri makanan halal merupakan aktivitas ekonomi yang sangat besar dan memiliki multiplier effectbagi sektor-sektor turunannya seperti proses peternakan hewan, penyembelihan hingga sampai ke konsumen.Â
Menurut data Global Islamic Index Report 2016-2017, Thomson Reuters volume industri halal global pada 2015 sebesar USD.3,84 miliar meningkat 66,14% dibandingkan periode sebelumnya. Dan angka ini akan terus berkembang dan diprediksi akan mencapai USD.6,36 miliar pada 2021 kedepan. Â Tren halal lifestyle melanda hampir diseluruh dunia, dan peluang pasar industri halal global telah menjadi pasar "gemuk" yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi.Â
Momentum ini dimanfaatkan betul oleh beberapa negara yang notabene bukan negara berpenduduk mayoritas muslim. Â Beberapa negara seperti Australia memanfaatkan potensi ini sebagai pengekspor daging halal terbesar, Inggris sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global, Tiongkok penghasil sandang halal terutama di kawasan Timur Tengah.
Urgensi percepatan industri pariwisata halal di Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat  tidak hanya berdampak pada umat muslim, namun seluruh masyarakat dan perekonomian negara.  Sektor Pariwisata memerlukan dukungan baik pemerintah maupun swasta guna membangun ekosistem yang menyatu dalam industri ini.Â
Perhotelan, fashion, kuliner, hiburan, dan industri kreatif seperti tenun, art craft, dan budaya menjadi bagian dari industri pariwisata.  Komitmen  berbagai pihak dan kerjasama dari pemerintah pusat dan daerah guna memperbaiki insfrastruktur seperti jalan, komunikasi, sarana transportasi dan kebersihan sarana umum lainnya seperti bandara, rumah sakit, toilet umum dan keamanan serta kenyamanan diyakini akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun internasional.
Pariwisata halal Indonesia mulai sejak 2013, namun pembenahannya belum maksimal. Â Sarana perhotelan yang belum menyediakan fasilitas musholla, arah kiblat, tempat wudhu yang memadai serta restoran yang memiliki sertifikasi halal menjadi salahsatu indikator bagi industri pariwisata halal.Â
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dunia, Indonesia hanya menjadi pasar dan bukan pemain dari produk halal. Â Hal ini terlihat dari indikator Global Islamic Economic dimana Indonesia tidak termasuk dalam 10 negara memiliki produk Halal Food. Â Masih sedikit produk yang memiliki sertifikat halal disebabkan biaya untuk mengurus sertifikasi halal bagi pelaku UMKM tidak murah. Â Perlu upaya untuk memberikan informasi dampak dari keberadaan sertifikat halal akan memberikan value added dari produk tersebut. Â Dari aspek perlindungan konsumen, ketiadaan informasi halal akan melanggar hak konsumen yang membutuhkan produk halal dalam hal ini baik muslim maupun non muslim.Â
Pengembangan pariwisata halal tentunya memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Â Political will yang kuat dari pemerintah sangat dibutuhkan seperti kampanye yang masif dan melakukan koordinasi lintas otoritas. Â Kunci sukses pengembangan pariwisata halal tidak dapat dilakukan sendiri, namun harus sejalan dengan pengembangan industri ekonomi dan keuangan syariah selain juga memanfaatkan competitive advantage yang ada pada setiap wilayah Indonesia. Â Pemberdayaan pesantren dan UMKM serta berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk mewujudkan berbagai program guna mempercepat momentum pengembangan industri pariwisata halal.Â
Wilayah Indonesia sangat luas dengan keanekaragama flora dan fauna, kekayaan alam, wisata bahari dan bawah laut yang menakjubkan serta keberagaman budaya dari setiap daerah membutuhkan upaya promosi yang masif.Â
Pembebasan visa masuk yang dilakukan pemerintah merupakan upaya menarik minat wisatawan asing. Selain itu melalui pemanfaatan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi guna melakukan promosi yang harapannya tentu berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.  Selanjutnya pemberdayaan masyarakat setempat dengan melibatkan masyarakat melalui berbagai pelatihan seperti memasak yang halal dan hiegienis, pemandu wisata yang tersertifikasi, serta upaya  meningkatkan kreativitas masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian.  Â
Era ekonomi kreatif dimana kreativitas menjadi sumber daya diyakini mampu mendorong perekonomian. Â Obyek wisata perlu difasilitasi menjadi ajang promosi budaya setempat. Â Budaya menjadi penentu kesejahteraan suatu daerah. Â Bahkan pakar ekonomi Michael Porter menyatakan bahwa budaya dan perekonomian memiliki arti penting bagi kemajuan suatu daerah dan erat kaitannya dengan produktivits dalam arti luas yaitu bagaimana agar kelompok masyarakat mampu menelurkan ide atau gagasan.
Dimana Tempat Bulan Madu Halal Terbaik Dunia?
Salah satu provinsi yang memeroleh penghargaan World's Best Halal Honeymoon Destination pada ajang World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Konsep halal tourism telah menggeliat di dunia, dan menarik wisatawan baik domestik maupun asing.  NTB provinsi yang terkenal dengan keelokan Gunung Rinjani dan Gunung Tambor ini bersaing dengan Bali menarik wisatawan yang memerlukan privasi dan  kepastian dalam kehalalan.  Selain itu NTB memajukan parwisatanya melalui (1) menyepakati untuk mengubah pemikiran dan konsep dalam berpromosi (2) menjalin berbagai kerjasama dan mengoneksikan semua stakeholders, sehingga energi untuk mengembangkan wilayahnya menyatu (3) menjadikan masyarakat sebagai tulang punggung dalam promosi.
Singapura tidak punya danau seindah Danau Toba, Wakatobi atau Raja Ampat tempat menyelam dengan keberaneka ragaman keindahan bawah laut.  Namun Singapura memiliki  Lee Kuan Yew pada masa itu pembenahan dilakukan melalui pembangunan fisik.
Pembangunan pariwisata memiliki arti yang sangat penting ditinjau dari berbagai aspek. Dari sisi ekonomi pariwisata, dalam beberapa tahun terakhir sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap PDB, (baik melalui devisa maupun perputaran ekonomi), dapat membuka peluang usaha jasa pariwisata (baik langsung maupun tidak langsung), dan membuka peluang kerja yang sangat banyak.
Industri pariwisata  menjadi penghasil devisa bagi negara. Menurunnya sektor-sektor usaha lain seperti minyak dan gas, batu bara, karet, dan tekstil dan bergesernya pola konsumsi masyarakat ke arah leasureberdampak tren peningkatan dari sektor pariwisata.  Di tahun 2019, dengan target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta dan wisatawan nusantara  sebesar 275 juta diyakini dapat tercapai. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H