Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fakta Versi Dan Brown

14 Januari 2018   23:11 Diperbarui: 15 Januari 2018   03:18 2564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang memercayai fakta-fakta yang dituliskan oleh Dan Brown, sebab ia meramunya dengan begitu apik. Semua rangkaian ritual, organisasi dan tempat-tempat yang ia sebutkan benar adanya. Bahkan di awal tulisan ia menuliskan pernyataan bahwa semua yang ia tulis mengenai sejarah, ritual dan tempat adalah benar.

Dan Brown sendiri saat diwawancara mengatakan bahwa apa yang ia tuliskan adalah fakta. Semua fakta sejarah dan pelbagai teori konspirasi adalah hasil dari penelitian yang ia lakukan. Meskipun begitu, Brown tidak menampik bahwa bukunya adalah juga karya fiksi. Ia menyebutnya sebagai "cerita hiburan yang mendukung diskusi spiritual" dan ia mengatakan bahwa buku ini merupakan katalisator positif untuk merenungi dan menjelajahi keimanan seorang umat Katolik. Dan Brown sendiri dibesarkan dengan kepercayaan Episcopalian, salah satu sempalan agama Katolik. Ia mengaku beragama dan menganggap ateisme adalah sesuatu yang tak mungkin, dengan begitu banyaknya bukti-bukti ketuhanan lewat pembuktian sains di dunia ini.

Saya membaca Da Vinci Code di tahun 2004, dan berhasil menamatkannya dalam waktu dua hari saja. Selesai membaca buku tersebut, saya masih terkagum-kagum dengan kepiawaian Brown meramu fakta dan fiksi sehingga menghasilkan bacaan yang begitu bergizi.

Di luar kontroversial keagamaan, saya menyenangi buku-buku Dan Brown sebab ia selalu murah hati menyelipkan pelbagai fakta dan ilmu pengetahuan. Tak mengherankan, sebab ia memiliki hobi mengerjakan crosswords dan anagramsejak kecil. Dan Brown kecil beserta saudara-saudaranya sering kali harus memecahkan simbol dan mengikuti 'peta harta karun' yang orangtua mereka buat untuk bisa mendapatkan harta karun yang dimaksud, yaitu kado-kado Natal. Hubungan Brown dan orangtuanya adalah yang mengilhami hubungan antara karakter "Sophie Neveu" dan kakeknya, "Jacques Saunire" dalam Da Vinci Code.

Brown juga jago mendeskripsikan tempat dan kondisi yang menjadi latar belakang kisahnya. Sedikit mirip dengan gaya Sidney Sheldon yang selalu lengkap ketika bercerita. Di kemudian hari, saya menemukan bahwa Brown mendapat ide untuk menuliskan novel pertamanya, Digital Fortress setelah membaca buku Sidney Sheldon yang berjudul The Doomsday Conspiracy (yang juga buku favorit saya).

Hingga hari ini, hampir semua buku-buku Dan Brown menjadi best seller, berturut-turut: Digital Fortress, Deception Point, Angels and Demons, Da Vinci Code, The Lost Symbol, Inferno dan Origin.

Menebak-nebak bagian mana yang fakta dan fiksi dari karya seorang penulis adalah bagian yang paling menarik.

Sampai sejauh mana seorang penulis diharapkan untuk bisa bertanggungjawab dengan tulisannya?

Apakah hanya ranah nonfiksi yang seratus persen wajib menyertakan fakta, dan fiksi bisa bebas mengeksplorasi?

Teman saya pernah mengatakan,

Kamu bikin yang kontroversial aja, trus bikinnya genre fiksi, jadi orang ga mungkin marah, kan namanya juga fiksi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun