Dari tahun ke tahun, era digital semakin berkembang dan tidak bisa dipungkiri bahwa di era digital sedikit banyaknya mempengaruhi minat baca di kalangan masyarakat. Seperti sekarang ini, masyarakat berlomba-lomba menggunakan sosial media daripada membaca buku.
Istilah mengatakan: membaca adalah jendela dunia, dengan membaca kita bisa berkeliling dunia. Artinya adalah jiwa, pikiran, dan imajinasi kita melalang buana berkeliling dunia.
Ada berbagai macam jenis buku, seperti buku pengetahuan, buku dongeng, buku novel, buku memasak, buku motivasi dan masih banyak lagi. Setiap buku memiliki pesan tersendiri dan mempunyai cara penyampaian yang berbeda-beda. Kata demi kata yang di deskripsikan di dalam buku tersebut, dapat di bayangkan melalui imajinasi atau pikiran.
Dapat diartikan, lewat membaca kita bisa merasakan banyak hal, baik itu cinta, kesedihan, kegembiraan, amarah, kebencian dan lain hal lagi. Yang mana, yang paling terpenting adalah kita bisa mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
Era semakin berkembang, semakin banyak pula platform-plotform yang menyediakan e-book online. Dari sana juga kita bisa mendapatkan pengatahuan, toh itu sama saja, sama-sama bacaan. Namun, mengapa masyarakat malas membaca?
Ada beberapa penyebab yang mungkin mempengaruhi turunnya minta baca masyarakat, salah satunya dikarenakan gadget. Berikut penyebab yang mempengaruhi turunnya minta baca dikalamgan masyarakat Indonesia, di antaranya adalah:
1. Diri Sendiri
Ini adalah sebab yang paling utama, sebab dari diri sendirilah seharusnya kita menanamkan ketertarikan dalam membaca. Jika bukan diri sendiri, siapa lagi? Padahal sebenarnya jika kita menanamkan pada diri sendiri bahwa kegiatan membaca adalah hal yang menyenangkan, pasti akan sangat mudah untuk membaca buku.
Juga hilangkan kemalasan diri, jadikan membaca sebagai kegiatan sehari-hari, maka kita akan rajin membaca. Tidak harus membaca yang berat, membaca buku yang ringanan pun sudah membuat kita mendapatkan pengetahuan, seperti novel, dongeng, pantun dll.
Bagaimana cara menumbuhkan minat baca? Selain dengan cara menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Mulai dari kecilnya, anak-anak ditanamkan bibit-bibit minat baca agar nantinya generasi yang akan datang menjadikan kegiatan membaca sebagai hobi.
Itu adalah sebuah pr untuk para orangtua, untuk bisa menanamkan minat baca kepada anak-anak generasi yang akan datang.
2. Gadget (Sosial Media & Game)
Zaman semakin canggih dengan segala digital yang ada. Begitu pula dengan gadget yang semakin canggih, dan tentu dengan aplikasi-aplikasi yang banyak tersedia di google playstore. Mulai dari aplikasi game, musik, editing, hiburan, dan masih banyak lagi.
Kita tidak mudah lepas dari gadget, baik itu anak-anak sampai orang dewasa sekalipun. Gadget menjadi candu tersendiri untuk kita, tanpa gadget manusia tidak bisa hidup, seperti itulah kata-kata orang zaman sekarang.
Setiap hari bermain gadget, entah itu hanya membuka sosial media, bermain game online dan selalu menggunakan waktunya untuk itu saja sampai lupa waktu. Jangankan membaca, makan pun lupa hanya karena itu.
Padahal, gadget juga bisa digunakan sebagai buku. Banyak aplikasi yang menyediakan buku bacaan yang tersedia di Playstore, namun kebanyak kita, terutama anak-anak dan remaja lebih banyak mendownload aplikasi game, sosmed, atau hiburan, daripada mendownload aplikasi bacaan. Bukan hanya aplikasi, banyak buku-buku yang sudah tersedia secara online baik berbayar ataupun gratis.
Tapi, hanya sedikit peminatnya. Karena kembali lagi, kita lebih banyak menggunakan aplikasi hiburan, sosmed, game. Tidak salah meggunakan aplikasi tersebut untuk membuang kejenuhan, namun akan lebih baik kita membagi waktu kapan bermaian aplikasi tersebut dan kapan membaca, entah itu buku atau e-book.
3. Generasi Instan
Kita bisa melihat dari generasi zaman dulu dengan zaman sekarang, sangat berbeda jauh. Semakin kesini, generasi kita menginginkan hal yang mudah dan cepat dan mulai tidak menghargai proses yang sedang dia jalani. Seperti contohnya: seorang guru memberi pekerjaan rumah (PR) kepada muridnya. Sedangkan, murid tersebut mencari jawaban dari internet.
Namun, tidak semua jawaban dari intenet itu dapat di percaya. Akan lebih meyakinkan, kita membacanya langsung dari bukunya, itu sudah sangat terpecaya.
Membaca buku membutuhkan proses, dari membaca awal sampai akhir. Setiap lembarnya harus kita lalui dan kita nikmati. Tapi, hal inilah yang sulit dilakukan oleh genarasi sekarang, malas dan menginginkan instan.
Intinya, membaca membutuhkan proses. Jika kita mendalami bacaan tersebut, maka hasil yang didapatkan akan jauh lebih memuaskan dan juga lebih paham dengan apa yang telah kita baca.
Itulah penyebab secara besar, kurangnya minta baca di Indonesia menurut penulis. Walaupun teknologi digital semakin berkembang, bukan berarti minat baca kita tidak berkembang. Zaman semakin berkembang, manfaatkan gadget ke dalam hal yang baik dan juga bisa membagi waktu untuk bermain gadget dan membaca.
Contoh selain e-book yang bisa kita baca dari gadget adalah artikel, jurnal, berita, dll yang banyak bertebaran di internet. Dengan catatan, mencari informasi atau pengetahuan yang benar-benar di saring. Jangan membaca hanya satu artikel/jurnal/berita, bacalah dari beberapa tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI