Mohon tunggu...
Irma Nurmalasari
Irma Nurmalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM : 43222010039 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   15:59 Diperbarui: 15 Desember 2023   08:17 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat sendiri oleh penulis

Implikasi dan Rekomendasi

Dalam upaya memerangi kejahatan korupsi di Indonesia, pemahaman terhadap diskursus behavioral conditioning Ivan Pavlov dapat memberikan wawasan tentang peran penting faktor lingkungan dan budaya dalam membentuk perilaku korupsi. Berdasarkan pemahaman ini, beberapa rekomendasi dapat diajukan:

  • Pendidikan dan Pelatihan: Pemahaman tentang behavioral conditioning dapat digunakan dalam merancang program pendidikan dan pelatihan yang dapat membentuk perilaku dan nilai-nilai yang melawan korupsi. Melalui pembelajaran asosiatif yang tepat, seseorang dapat memahami konsekuensi negatif dari korupsi dan mengembangkan sikap integritas.
  • Penguatan Respons Positif: Menerapkan penguatan positif terhadap perilaku yang jujur, etis, dan transparan dapat memperkuat respons terkondisikan yang melawan korupsi. Insentif atau penghargaan dapat diberikan kepada individu atau organisasi yang menunjukkan praktik dan tindakan anti-korupsi yang kuat.
  • Pembentukan Etika Organisasi: Konsep pembelajaran dapat diterapkan dalam membentuk etika dan budaya organisasi yang berintegritas. Dengan menghadirkan tujuan dan nilai-nilai anti-korupsi dalam lingkungan kerja, ada peluang untuk menciptakan kondisi yang mendorong perilaku etis dan transparan.
  • Komunikasi dan Kesadaran: Melalui komunikasi yang efektif dan kampanye penyuluhan, pemahaman tentang behavioral conditioning dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dan dampak negatif korupsi. Penjelasan yang jelas mengenai konsekuensi korupsi yang merugikan baik secara individu maupun kolektif dapat membantu merubah persepsi dan sikap terhadap korupsi.
  • Penegakan Hukum yang Tegas: Mempertimbangkan aspek penguatan dan ekstinksi dalam behavioral conditioning, penerapan hukuman yang tegas dan adil terhadap pelaku korupsi akan memainkan peran penting dalam mengubah perilaku. Ketegasan penegakan hukum dapat membentuk asosiasi antara tindakan korupsi dan konsekuensi yang merugikan serta memberikan sinyal yang jelas bahwa korupsi tidak akan ditoleransi.
  • Pembentukan Kelembagaan dan Tindakan Pencegahan: Langkah-langkah pencegahan korupsi seperti pembentukan lembaga independen, sistem pengawasan yang efektif, transparansi dalam keuangan publik, dan pelaporan yang aman menjadi penting. Pembentukan lingkungan institusional yang bebas dari korupsi dapat membantu mengubah norma sosial dan mengurangi praktik korupsi secara menyeluruh.

Pemahaman tentang behavioral conditioning Ivan Pavlov dapat memberikan wawasan dan kerangka kerja yang berguna dalam upaya memerangi korupsi. Namun, penting juga untuk mengakui bahwa korupsi melibatkan faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi yang kompleks. Oleh karena itu, pendekatan multidimensional yang mencakup strategi pencegahan, penindakan, dan reformasi sistem lebih diperlukan dalam upaya memerangi kejahatan korupsi secara efektif.

Dalam semua upaya pencegahan korupsi, penting untuk menggabungkan berbagai pendekatan dan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga-lembaga terkait.

Kesimpulan

Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dapat memberikan wawasan tentang mengapa perilaku kriminal dipengaruhi dan dipengaruhi. Teori ini menunjukkan bahwa perilaku kriminal dapat dipengaruhi oleh rangsangan dan respons spesifik yang bermanfaat bagi perilaku kriminal. Dalam konteks politik dan masyarakat, kondisi tertentu seperti kekuasaan, pengaruh, dan kesediaan untuk membayar demi keuntungan pribadi dapat mempengaruhi perilaku individu. Norma dan sikap sosial juga dapat mempengaruhi perilaku kriminal. Teori pengkondisian perilaku Pavlov dapat diterapkan untuk menganalisis respons manusia terhadap sistem kriminal, yang mengungkapkan bahwa perilaku kriminal dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, politik, dan kelembagaan yang kompleks di luar proses pembelajaran individu. Pada akhirnya, untuk memahami fenomena kejahatan diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor ini.

Diskursus behavioral conditioning Ivan Pavlov dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana perilaku korupsi terbentuk dan dipertahankan melalui asosiasi stimulus dan respons. Dalam menghadapi fenomena kejahatan korupsi di Indonesia, pemahaman ini dapat memberikan wawasan dan rekomendasi dalam upaya memerangi korupsi, termasuk melalui pendidikan anti-korupsi, penegakan hukum yang tegas, promosi transparansi dan akuntabilitas, serta penguatan lembaga anti-korupsi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat melawan korupsi dan mencapai tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan bersih.

DAFTAR PUSTAKA

Umaruddin Nasution, Casmini (2020). Integrasi Pemikiran Imam Al-Ghazali & Ivan Pavlov dalam Membentuk Perilaku Peserta Didik. Yogyakarta E-Journal UIN Saizu.

Titi  Nurhidayati (2012). Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov (Classical Conditioning) Dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa.

Dr. Haslinda, M. Ikom (2019). Classical Conditioning. Jurnal Network Media Vol: 2 No. 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun