Hadits diatas ternyata wanita dibolehkan untuk melakukan itikaf di masjid dicontohkan oleh istri-istri Rasulullah SAW. Itikaf tersebut dilakukan oleh istri-istri Rasulullah SAW ketika Rasulullah SAW sudah meninggalkanya.
Itikaf Sarana Untuk Menjemput Malam lailatul Qadar
Itikaf di masjid bukan berarti diam tetapi melakukan aktivitas ibadah. Aktivitas ibadah seperti salat, baca alquran, berzikir, berdoa, muhasabah dan aktivitas lainnya mendekatkan diri kehadirat Allah SWT.Â
Itikaf adalah tempatnya di masjid. Tidak bisa ditempat-tempat yang lain. Masjid merupakan baitullah (rumah Allah).Â
Tempat orang-orang yang menyucikan diri dan tempatnya orang-orang taqwa.Â
Pantas saja Rasulullah SAW memilih masjid untuk beritikaf disepuluh terakhir di bulan Ramadhan. Dan Itikaf sarana untuk maraih malam lailatul qodar.
Abu salamah berkata, " Aku pergi menemui Abu Said Al-Khudri, lalu kita berbincang-bincang disana?" Ia pun pergi. Abu salamah berkata,"kemudian aku berkata, "Ceritakanlah kepadaku apa yang engkau dengar dari Nabi SAW tentang lailatul qodar."Ia berkata," Rasulullah SAW melakukan itikaf pada sepuluh malam pertama dari bulan Ramadhan, dan kami pun ikut beritikaf bersama beliau....(potongan Hadits dikeluarkan oleh  al-Bukhari (813).
Dalam Hadits diatas Itikaf adalah sarana untuk meraih malam lailatul qodar dengan melakukan berbagai macam aktivitas ibadah pada sepuluh malam terakhir khusus malam-malam ganjil.
Lailatul Qodar pada malam ke-27
Malam ke-27 dibulan Ramadhan jangan dilewatkan khusus bagi orang yang beritikaf untuk meraih keberkahan malam kemulian malam lailatul qodar.
Malam ke-27 dibulan Ramadhan sudah digambarkan dalam hadits Rasulullah SAW: