Dalam hadits jelaslah bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Alquran yang telah dijelaskan oleh Aisyah Ra dan dijelaskan dalam Alquran. Penjelasan pertanyaan sahabat langsung dijawab oleh Aisyah Ra sebagai istri Rasullah SAW. Beliau juga sebagai penghapal hadits Rasulullah SAW.
Ternyata dari hadits tersebut ada penjelasan yang menarik tidak boleh membujang. Membujang artinya tidak menikah baik laki-laki dan perempuan. Dibantah oleh Aisyah. Kita harus mencontoh Rasulullah SAW. Beliau menikah dan mempunyai keturunan.
Rasulullah SAW Bukan Orang Yang Selalu berkata keji, Melaknat dan tidak Mencerca.Â
Rasulullah SAW mempunyai akhlak mulia. Beliau tidak pernah berkata keji. Berkata keji adalah perkataan yang tidak terpuji. Kurang enak untuk didengar. Kalau perkataan keji disampaikan seseorang akan tidak enak hati.
Kita sebagai manusia biasa jauh dengan perangai Rasulullah SAW mungkin pernah melakukan itu bahkan dalam hati suka terlintas kata-kata keji. Rasulullah SAW tiadak pernah dalam hidupnya berkata keji atau terlintas dalam hatinya. Rasulullah SAW tidak pernah melaknat.
Melaknat adalak menjelek-jelekan orang dengan kata yang paling jelek bahkan didalamnya mendo'akan jelek kepada Orang atau kepada yang lainnya. Rasulullah SAW tidak pernah melaknat, tidak pernah mencerca, kalau menegur tegurannya dengan sopan enak hati untuk mendengarkan nasihatnya. Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW:
Dari Anas bin Malik Ra berkata, "Rasulullah SAW bukanlah orang yang suka berkata keji, melaknat, dan tidak pula mencerca, jika Beliau hendak menegur seseorang Beliau hanya berkata,"Mengapa keningnya berdebu?" (ini adalah sebuah ungkapan yang biasa diucapkan, merupakan sebuah sindiran, dan bukan dimaksudkan  maknanya secara harfiah. Dan dikatakan juga maknanya adalah doa untuknya agar Ia taat melakukan salat)
Beliau tidak membalas keburukan dengan keburukan, berteriak, dan Pemaaf
Rasulullah SAW mempunyai akhlak terpuji atau akhlak mulia. Beliau tidak pernah keburukan dibalas dengan keburukan. Terbukti dalam perjalanan dakwah beliau suka dicaki maki, dilempar dengan tahi, difitnah, disebut gila, tukang sihir, dilempar dengan batu, mau dicelakkan bahkan beliau mau dibunuh.
Apakah Rasulullah SAW membalas keburukan orang dengan keburukan? Ternyata tidak, Rasulullah SAW keburukan tersebut tidak dibalas dengan keburukan. Beliau balas keburukan dengan kebaikan bahkan mendoakannya karena ketidaktahuannya.
Beliau sangat sayang kepada umatnya kepada manusia. Beliau tidak pernah berteriak dengan membalas keburukan orang. Beliau adalah seorang pemaaf. Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW: