Mohon tunggu...
irman muhamad ridwan
irman muhamad ridwan Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Pengajar ikut serta dalam mencerdaskan anak
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru PAI SMPN 2 Cibadak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bayi yang Dibuang (5)

22 Februari 2022   22:10 Diperbarui: 22 Februari 2022   22:21 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam itu setelah pulang dari pengajian di Musola. Melihat Grup WA guru PAI sedang hangat membicarakan dan merencanakan kegiatan pertemuan di MGMP. Disepakati pertemuan tersebut tidak bisa ofline tapi disepakati pertemuan tersebut secara online dengan menggunakan google meet. Alasannya karena masa pandemi  omicron yang sedang dirasakan saat ini.

Pengawas dan Guru PAI sepakat pertemuan online dilaksanakan hari senin jam satu lewat lima belas siang sampai jam tiga lewat lima belas. Pembahasan dalam pertemuan tersebut bertemakan paragidma baru kurikulum merdeka belajar.Pertemuan berjalan yang mengikuti dalam pertemuan online tersebut berjumlah lima belas guru ditambah satu orang pengawas jadi yang mengikuti kegiatan tersebut berjumah enam belas orang.

 Acara tersebut pertama pembukaan, sambutan dari Ketua MGMP, Acara inti pembahasan paradigm baru kurikulum merdeka dari Pengawas, acara tanya jawab kemudian tutup dan do'a. Acara berjalan lancar walaupun dalam ditengah perjalanan mati.Ternyata pertemuan tersebut bisa menggunakan HP. Untung saja menggunakan HP kalau menggunakan komputer sekolah pasti terganggu dengan mati lampu. 

Tidak tau mati listrik karena apa alasannya. Kemungkinan ada perbaikan dari PLN sehingga ada pemadaman secara keseluruhan  khususnya didaerah Cibadak. Walaupun demikian bisa mengikuti pertemuan tersebut dari awal sampai akhir.

Pulang ke rumah sore hari. Istirahat sambil minum kopi. Ambil HP kemudian mengetik tugas ke grup kelas. Mereka anak-anak di beri tugas  untuk membuat puisi kolabirasi.Ternyata antusias anak-anak membuat puisi tiga puluh persen yang mengikutinya. Apakah mereke masih malu-malu atau gimana. Alhamdulillah mereka ada yang mengirimkan tugas puisi kolaborasi. Kemudian saya save atau simpan di laptop.

Azan magrib terdengar kemudian berangkat ke musola. Beruku beserta orang-orang ruku. Setelah solat berjamaah anak-anak santri sudah siap untuk mengaji.Anak-anak yang mengaji iqro harus benar cara membacanya panjang pendeknya. Bacaan panjang jangan dipendekan dan bacaan pendek jangan dipanjangkan. Kemudian cara membaca huruf-huruf harus seseuai dengan makhorijul huruf.

Contoh huruf A (Alif Pathah) dengan 'A('Ain pathah), Sa (Sin kecil pathah) dengan Sya (Sin besar pathah), Sho (Shod pathah) dengan Sya(Syin besar pathah), Da (Dal pathah) dengan (Dzal pathah) dan huruf-huruf yang lainnya harus bisa membedakannya sesuai dengan mahorijul huruf.

Pengajian Alquran harus bisa menerapakan hukum tajwid dalam bacaannya, sepertI menerapkan hukum tajwidnya, seperti: Alqomariah,Assyamsiyah, idhar, iqlab.ihpa, tafhim,tarkik, mad arid lissukun, qolqolah, hukum mim mati, mad tobi'i, madlin dan lain-lain yang berkaitan dengan hukum tajwid.

"Anak-anak kalau ngaji Iqro harus benar panjang dan pendeknya dan cara membaca huruf- huruf harus sesuai dengan mahorijul huruf dan cara membaca Alquran harus menggunakan hukum tajwid,"kata Pak Ustaz."Baik Pak Ustaz,",Jawab para Santri yang ngaji Iqro dan Santri yang mengaji Alquran. Setelah selesai pengajian Pak Ustaz bercerita.

Singkat cerita manza sekarang sudah berumur lima tahun selalu diasuh oleh pembantunya Raja Hutan. Manza mempunyai teman monyet yang Namanya Kity."Aduh sekarang Manza punya teman,",kata Kanza. "Eh mirip Namanya sama kamu,", kata kirana."Bedalah,", kata Kanza sambil tersenyum. Manza selalu Bersama kity. Bahkan diajarkan memanjat, bergelantungan lewat pakai akar pohon.

"Pak gimana Manza suka meniru Kity tidak," kata Abang sambil meragakan gaya monyet." Iya terkadang Manza suka menirukan gerak-gerik Kity,", Kata Pak Ustaz."Oh gitu ya Pak Ustaz,", kata Abang."Iya Bang,"kata Pa Ustadz.

Suatu ketika Manza diajarin memanjat pohon pisang yang ada buahnya. Kity bisa memanjat sementara Manza tidak bisa memanjat pohon."Za ayo sini naik pohon pisang,", kata Kity." Kan aku gak bisa manjat Kit,"kata Manza."Iya ntar aku ajarkan bagaimana cara memanjat pohon pisang,",kata Kity."Asyiiaap",kata Manza.

Selain memanjat pohon Manza juga diajarin bergelantungan sambil memagang akar loncat dari pohon sat uke pohon yang lainnya. Akhirnya Manza meniru apa yang diajarkan oleh Kity."Pulang yu Kit soalnya sudah mau malam",kata Manza."Asyiaap,".kata Kity. Manza dan Kity akhirnya pulang. Diperjalanan banyak binatang-binatang yang melihat mereka berdua.

"Tuh ada Anak Manusia lewat",kata Kuya sambil berbisik."Itu kan anak Raja", kata kambing."Ko beda ya,".kata Elang. "Dia Manza kan dahulu ada manusia yang membuang bayi ke hutan lalu di ambil sama Raja dan diurus sampai sekarang,"kata Katak. Diperjalanan Manza sama kita ada yang melempar sama batu kena sama kepalanya. Ternyata yang melemparnya babi. " Aku lempar sama batu biar Si Manza tau rasa", kata  Babi sambil bersembunyi kebetulan tidak ada yang lihat.

"Aduuh, Aduh ada yang melempar dengan batu, sambil menangis",kata Manza sambil menangis."Ayo lari Za cepat", kata Kity. Akhirnya mereka pulang kepala Manza berdarah dan pulang ke rumah Raja."Babah (panggilan Singa) Aku ada yang lempar dengan batu,", sambil menangis",kata Kity. "Aduh Kepala mu berdarah Nak, Hai Kity tau kah kamu siapa yang melemparkan batu itu,"Kata Singa sambil marah. Kemudian dengan spontan langsung dia mencari pelaku yang melemparkan batu ke Manza.

"Haaaaai Siapa yang berani-berani melempar anakku dengan batu", sambil teriak-teriak. Kedengaran suara singa ketika marah tidak ada yang ke luar dari tempatnya masing-masing karena takut kepada Raja kalau ketahuan pelakunya pasto dihukum berat. Jadi tidak ada yang keluar semua bersembunyi dipersembunyian. Babi yang melemparkan batu mendengar teriakan Singa."Aduh-aduh bahaya ni,". Kata Babi sambil bersembunyi.

Singa mencari pelaku tapi tidak ketemu pelakunya. Tidak ada saksi yang melempar siapa dan tidak ada yang tahu pelakunya siapa. Akhirnya Singa pulang ke rumahnya."Sabar yaa Nak, sama Babah dicari yang melemparnya tapi tidak ketemu, Sekarang Babah obatin lukanya,"kata Singa. Akhirnya Singa tersebut mengobati lukanya Manzansambil mengusap-ngusap kepalanya. Akhirnya Manza pun tertidur pulas dalam pelukannya.

 

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun